Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Politik

Soal Pembakaran Bendera, Massa Aksi Tak Bisa Temui Wiranto

Massa aksi menuntut kepada Menko Polhukam Wiranto agar melanjutkan proses hukum terhadap insiden pembakaran bendera di Garut.

26 Oktober 2018 | 17.51 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Massa membentangkan spanduk saat mengikuti aksi bela tauhid di depan kantor Kemenko Polhukam, Jakarta, 26 Oktober 2018. Massa yang menamakan diri BNPT (Barisan Nusantara Pembela Tauhid) tersebut menggelar aksi protes terkait kasus pembakaran bendera bertuliskan kalimat tauhid oleh oknum Barisan Ansor Serbaguna (Banser) di Garut, Jawa Barat. TEMPO/M Taufan Rengganis

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Kumpulan massa yang mengatasnamakan Gerakan Aksi Bela Kalimat Tauhid menggelar unjuk rasa di Kantor Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan soal insiden pembakaran bendera bertuliskan kalimat tauhid. Namun, para pengunjuk rasa ini tak dapat menemui Menteri Koordinator Bidang Polhukam Wiranto.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ketua GNPF Ulama Yusuf Martak mengatakan delegasi massa tak dapat menemui Wiranto karena berada di Palu, Sulawesi Tengah. "Delegasi diterima oleh Sekretaris Kementerian Koordinator Polhukam," ujar Yusuf saat berorasi di depan kantor Kemenko Polhukam, Jumat, 26 Oktober 2018.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Aksi unjuk rasa ini disulut oleh insiden pembakaran bendera di Garut saat peringatan Hari Santri Nasional pada 22 Oktober lalu. Kepolisian Daerah Jawa Barat telah menangkap tiga pelaku pembakaran yang merupakan anggota Barisan Ansor Serbaguna (Banser), sayap Gerakan Pemuda (GP) Anshor. Namun mereka tidak diproses karena menurut polisi mereka tak punya niat jahat. Polisi juga telah menangkap seorang pembawa bendera tauhid yang diidentifikasi sebagai bendera HTI itu.

Sekretaris Menteri Koordinator Polhukam Mayor Jenderal Agus Surya Bakti mengatakan delegasi massa memang ingin bertemu langsung dengan Wiranto. Namun, saat ini, Wiranto tengah berada di Palu dalam rangka pemulihan pascabencana gempa dan tsunami. "Pak Menko tak bisa hadir karena mengurus peralihan tanggap darurat ke pemulihan di Palu," kata dia. "Ini sudah direncanakan jauh sebelumnya."

Agus mengatakan delegasi massa aksi bela tauhid itu menyampaikan beberapa poin aspirasi. Namun Agus menolak menyebut poin apa saja yang disampaikan. "Saya tak punya kapasitas kewenangan menyampaikan itu, karena saya sebagai penyambung aspirasi saja," ujarnya.

Dalam pertemuan, kata Agus, tak ada kesepakatan terhadap substansi aspirasi yang diminta oleh delegasi aksi bela tauhid ini. Dia mengatakan hanya mencatat aspirasi delegasi dan akan menyampaikannya ke Wiranto. "Kesepakatannya semua itu saya catat dan saya sampaikan ke Pak Menko secepatnya," kata dia.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus