Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah mengaku masih belum mengetahui kondisi 696 warga negara Indonesia atau WNI yang diketahui ikut serta dalam kegiatan tabligh akbar di Masjid Petailing, Malaysia pada 28 Februari hingga 1 Maret lalu. Belakangan, pemerintah Malaysia mengumumkan bahwa terdapat 12 kasus baru Corona di negeri tersebut akibat acara yang melibatkan 10 ribu orang dari sejumlah negara itu.
Juru bicara pemerintah untuk penanganan wabah virus Corona Achmad Yurianto mengatakan sampai saat ini pihaknya belum mendapat informasi dari KBRI di Malaysia. "Kalau ada begini pasti KBRI berkomunikasi dengan kami dan kami pasti dikasih tahu," ujarnya di Kompleks Istana Kepresidenan, Kamis, 12 Maret 2020.
Belajar dari kasus Malaysia ini, kata Yuri, Indonesia juga harus segera menyelesaikan penyebaran virus Corona di Indonesia. Sebab, sebentar lagi memasuki bulan puasa dan Lebaran, dimana aktivitas publik beramai-ramai tentu tidak terhindarkan.
"Ini lho yang jadi kekhawatiran kita kenapa kita harus gerak cepat. Sebentar lagi kan mau Idul Fitri, masa iya salaman sama orang tua pakai kaki? Kalau enggak bisa salat Id juga kan repot. Masa salat Id dilakukan per keluarga? Kan repot ini," ujar Yurianto.
Terkait kegiatan tabligh akbar tadi, Malaysia saat ini menelusuri 5.000 orang peserta dalam acara besar tersebut. Sejumlah negara bagian-pun meminta warga yang datang ke acara tersebut memeriksakan diri dengan sukarela.
Adapun kasus tersebut merupakan pengembangan dari pasien Corona di Brunei. Seorang pria berusia 53 tahun menderita gejala COVID-19, setelah empat hari pulang dari tabligh akbar di Malaysia. Sebagaimana ditulis di sejumlah media lokal, ada 27 warga negara lain yang ikut dalam acara ini.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini