Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Perjuangan Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Said Abdullah, menilai elektabilitas calon Gubernur Jawa Timur, Tri Rismaharini yang masih di bawah pesaingnya yang berstatus sebagai petahana, Khofifah Indar Parawansa menjadi suatu yang wajar. Politikus PDIP itu mengatakan, pihaknya akan memperkuat dukungan melalui basis-basis yang ada di daerah.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Dengan deklarasi yang sangat singkat, mendapatkan elektabilitas 26 persen itu suatu yang sangat besar,” kata Said saat dihubungi Tempo melalui aplikasi perpesanan WhatsApp, pada Kamis, 3 Oktober 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menurut Said, perolehan tingkat elektabilitas sebesar 26 persen bagi pasangan calon gubernur nomor urut 3 itu adalah suatu hal yang besar.
Tingkat keterpilihan pasangan Khofifah Indar Parawansa-Emil Dardak menempati urutan pertama dalam survei yang digelar untuk Pilkada Jawa Timur oleh lembaga Indikator Politik Indonesia. Khofifah-Emil meraup 61,2 persen suara. Di urutan kedua, pasangan Tri Rismaharini alias Risma dan Zahrul Azhar Asumta (Gus Hans) meraih 26 persen. Sedangkan di urutan ketiga pasangan Luluk Nur Hamidah dan Lukmanul Khakim mendapat dukungan 2,2 persen. Peneliti utama Indikator Politik Indonesia, Burhanuddin Muhtadi, mengatakan meski berada di peringkat kedua calon gubernur yang diusung PDIP, Risma masih bisa menyalip Khofifah.
Untuk mengejar selisih persentase elektabilitas, Said menyatakan pihaknya akan membangun soliditas partai sebagai upaya menggerakkan mesin politik. Ia mengatakan, pihaknya akan memperkuat dukungan dari basis-basis PDIP di daerah, termasuk daerah yang dikepalai oleh walikota atau bupati di Jawa Timur yang merupakan kader PDIP. “Kita harapkan bisa membersamai kemenangan Bu Risma di Pilgub Jatim,” ujar Said.
Said mengatakan terdapat tiga pilar partai yang digunakan dalam menjalankan strategi kemenangan, yakni jajaran struktural partai seperti DPD, jajaran eksekutif yang merupakan hasil kolaborasi pemenangan bupati, wakil bupati, wali kota, wakil wali kota, gubernur, dan jajaran legislatif DPRD dan DPR.
Selain menggunakan mesin politik, Said mengatakan bahwa pihaknya telah memperluas dan menguatkan strategi branding Tri Rismaharini alias Risma sebagai sosok alternatif yang siap untuk Jawa Timur. Adapun janji yang dimiliki oleh mantan Menteri Sosial itu adalah meningkatkan kesejahteraan rakyat dengan membuka lapangan kerja dan program-program kesejahteraan secara optimal dengan APBD.
“Sebab kalau APBD tidak bocor, dampak kesejahteraan ke rakyatnya akan lebih besar ke warga Jatim,” kata Said.
Politikus PDIP itu juga meluapkan harapannya terhadap KPU dan Bawaslu daerah agar bisa menjalankan proses pilkada yang lebih baik lagi. “Kami yakin jika pilkada ini fair, maka pilgub jatim bisa lebih kompetitif,” ujarnya.