Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Sekretaris Jenderal Forum Umat Islam (FUI) Muhammad Al Khaththath mengajak umat islam salat subuh berjamaah di hari pencoblosan nanti. Salat subuh akbar ini direncanakan memiliki panitia sekaligus penanggung jawab di tingkat tempat pemungutan suara (TPS).
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Tiap TPS itu satu panitia yang akan mengerahkan umat untuk salat subuh berjamaah," kata Al Khaththath, saat ditemui di Aksi 313, yang digelar di depan Kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU) Pusat, Jakarta Pusat, Ahad, 31 Maret 2019. Minimal akan ada 200 orang yang berjamaah pada tiap masjid/musalla berbasis TPS.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Al Khaththath mengatakan panitia adalah masyarakat sekitar TPS sendiri. Untuk mengumpulkan massa, ia meminta masyarakat menandai tiap orang yang memiliki pilihan calon presiden yang sama.
Ia menjelaskan caranya. Misalnya, seseorang yang proPrabowo ditandai di TPSnya. “Di daftar DPT kan ada nama-namanya. Dia ditandai lalu dihubungi dan dia akan membentuk panitia."
Baca: Fadli Zon: Relawan Prabowo Inisiasi Dapur Umum dan Subuh Akbar
Panitia dibentuk per TPS, atau per RT, ia yakin masyarakat akan saling mengenal satu sama lain dan tahu pilihan calon presidennya. Adapun ajakannya selain untuk salat subuh berjamaah adalah untuk mengajak menggunakan hak pilihnya di hari pencoblosan.
Ia meminta agar masyarakat secara mandiri mengumpulkan uang untuk konsumsi gerakan Subuh Akbar. Dengan jumlah Rp 10 ribu per hari, di hari pencoblosan pada 17 April 2019, ia mengatakan dapat terkumpul uang hingga Rp 30 juta di tiap TPS-nya.