Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Politik

Surat "Budak" Dari Los Angeles

Surat salah seorang buruh Indonesia yang terlibat dalam kasus "perbudakan" di Los Angeles kepada keluarganya di Indonesia. mereka dapat perlindungan dari imigrasi as. (nas)

13 Februari 1982 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

HERMANTO, salah seorang buruh Indonesia yang terlibat dalam kasus "perbudakan" di Los Angeles sudah mengirim surat pada orang tuanya, di Desa Turen, Malang. Ia sudah membaca koran-koran Indonesia yang memuat berita "perbudakan" itu: "Ayah tidak perlu khawatir. Kami dapat perlindungan dari Imigrasi Amerika dan dari Konsulat Indonesia di Los Angeles," tulis Hermanto dalam suratnya yang diterima ayahnya, M. Hamin hari Minggu siang lalu. Mereka menggambarkan punya hubungan baik dengan Konsulat karena sering membantu membikin dekorasi dan juga menari kalau ada acara khusus. Ada empat pemuda Turen yang sekarang berada di Los Angeles. Di samping Hermanto: M. Sale, Herry Wahyudi dan Akbar Rosyid. Mereka ini bertetangga dan berangkat bersama-sama bulan Oktober 1980 lalu. Herry, tamatan SMEA Negeri Malang tahun 1972 sebelumnya pernah bekerja kasar di pabrik gula Krebet Malang dengan gaji Rp 12.000 per bulan. Merasa tidak cukup ia melamar kerja di sana-sini tapi tidak berhasil. Perllah pula membuka perscwaan komik, berdagang kursi dan menjadi agen kaus produksi Bandung. Keempat pemuda itu pertengahan 1980 pergi ke Jakarta dengan maksud mencari kerja. Tiga bulan mereka di Jakarta tapi sampai bekal habis belum juga dapat pekerjaan. Ketika kembali ke Desa Turen mereka lapor kepada orang tuanya tentang rencana kepergiannya ke Amerika. "Ada seorang Yahudi yang baik sekali menawarkan pertolongan," kata Herry pada orang tuanya. Di Malang mereka mengurus paspor dan minta surat jalan ke kepala desa dan camat untuk pergi mencari kerja ke Amerika. Orang tua Herry maupun Hermanto tidak banyak tahu tentang hubungan kerja anaknya dengan orang Yahudi itu. Yang jelas keempat pemuda itu kini sangat dikenal oleh penduduk sebagai pahlawan keluarga mereka. Hampir tiap tiga bulan mereka pasti mengirim uang paling sedikit Rp 500 ribu. "Kalau tidak ada kiriman dari Amerika tidak mungkin dua adiknya ini bisa meneruskan sekolah ke IKIP," uja ayah Herry Wahyudi, Moch. Soche kepada TEMPO. Di samping untuk membiayai sekolah, uang kiriman itu juga untuk memperbaiki rumah. Ayah Herry kebetulan bekerja sebagai tukang emas dengan gaji Rp 15.000. Surat-surat juga terus datang hampir setiap bulan. "Saya lihat dari fotonya mereka kelihatan lebih gemuk sekarang," ujar Hamin, ayah Hermanto. Pakaian bagus, seperti jean dan shirt sering juga dikirimkan dari Amerika. Kini mereka itu di Los Angeles kabarnya sedang berusaha untuk mendapatkan kartu hijau--kartu izin kerja di AS. Bahkan sudah ada yang mempunyai rencana kawin dengan orang sana seperti direncanakan Herry Wahyudi. Keempat pemuda Turen itu menda patkan flat dekat dengan tempat kerja nya di suatu perusahaan elektronika Herry bekerja sebagai mekanik pengeras suara dengan gaji 300 dollar tiap bulan Sewaktu baru datang dulu gajinya 200 dollar tiap bulan. Mereka dapat tambahan sampai Rp 30.000 tiap hari kalau mau bekerja di luar tiap hari libur, misalnya membongkar rumah atau mengecat bangunan. Hermanto menceritakan pada ayahnya bahwa ia baru akan pulang dua tahun lagi kalau sudah cukup tabungan untuk modal. "Mereka ini sangat berjasa pada keluarga. Kami tersinggung sekali kalau mereka itu dikatakan budak," ujar Hamin. "Mereka selalu menceritakan hal-hal yang menyenangkan seperti kalau cuti bisa ke Hollywood, hampir tiap malam nonton film dan sering pula ke Las Vegas," sambungnya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus