Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Politik

David Membantah, Lalu Diam

Penjelasan David Mussry (pemilik hotel dan biro perjalanan amanda bali int), kepada Asita, masalah pengiriman buruh-buruh Indonesia ke AS yang diberitakan sebagai budak kontrakan.(nas)

13 Februari 1982 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

JUMAT siang pekan lalu David Mussry muncul di kantor Asita (Himpunan Perusahaan Perjalanan Indonesia) Komda Jaya di Jalan Diponegoro, Jakarta. Pakaiannya rapi. Ia memakai dasi. Ia ditemani oleh Muslim, Manajer Pelaksana Amanda Bali Internasional, sebuah biro perjalanan milik David. Kedatangannya atas undangan pihak Asita. akibat berbagai pemberitaan mengenai David. "Kami mengulurkan tangan, memanggilnya untuk menanyakan apa sebenarnya yang terjadi atas dirinya," kata Jusuf Abdullah, Sekretaris Pelaksana Asita Senin lalu. Atas pertanyaan, David membenarkan ia ditangkap di Lapangan Terbang Halim Perdanakusuma oleh pejabat Imigrasi 29 Januari lalu. Menurut David, seorang kenalannya menikah di Singapura 31 Januari lalu dan ia akan menghadirinya. Namun rencananya gagal karena ia tidak diizinkan meninggalkan lndonesia. Petugas Imigrasi menahan paspor David dan menyuruhnya menghadap Direktur Pengawasan dan Penanggulangan Ditjen Imigrasi. Dua hari kemudian ia diperintahkan pergi ke Kodak Metro Jaya untuk pemeriksaan. "Ia sama sekali tidak ditahan," kata Brigjen Darmawan, Kepala Dinas Penerangan Polri. Atas saran Asita, David Senin lalu menulis sebuah pernyataan guna menjawab berbagai tuduh an yang ditudingkan padanya. Di situ David mengemukakan, ia tidak pernah melanggar ketentuan yang berlaku bagi biro perjalanan. "Kami tidak pernah mengirim seorang pun tenaga kerja Indonesia ke luar negeri," tulis David. David juga membantah, tidak ada pegawainya yang mengatur dokumen perjalanan. Biro perjalanannya hanya khusus menjual tiket saja. Diungkapkannya juga, ia hanya memiliki satu paspor, vatu paspor RI. Menurut Jusuf Abdullah yang mengenal David sejak 1975, Amanda Bali International dikenalnya sebagai biro yang "bersih" dan "tetap membayar iuran anggota sebesar Rp 7.500 sebulan." David dan biro perjalanannya juga dikenal sebagai anggota yang aktif mengikuti kegiatan Asita. Siapa sebenarnya David Mussry? Ia lahir di Surabaya, 1930. Ayahnya yang bernama Jacob Silas Mussry dikatakannya lahir di Baghdad, Irak, sedang ibunya Toba Salomon berasal dari Kotaraja, Aceh. Agamanya Yahudi. Semula ia warganegara Belanda. Kemudian ia memperoleh naturalisasi sebagai warganegara Indonesia. Keluarga Mussry cukup terkenal di Surabaya. Jacob Silas kabarnya mempunyai 16 anak. Abang David, Charles Mussry pernah memiliki bengkel mobil "Charles Mussry" di Jalan Pemuda, Surabaya. Setelah tamat HBS di Surabaya, David pernah tinggal di Singapura dan Perth (Australia). Sekembalinya di tahun 1953, ia berdagang antara lain radio, mesin jahit, piringan hitam di Toserba Metro. Tahun 1965-1966 David mengaku berada tinggal di Amerika Serikat. Sekembalinya, bersama ibunya ia mendirikan PT Bali International Tourist 8 Travel dengan modal Rp 20 juta uang lama. Pada 1968 ia juga mendirikan PT Savoy Bali, juga sebuah hotel dan restoran lain di Puncak, Bogor. Terakhir ia memim pin biro perjalanan PT Amanda Bali In ternational . David punya banyak keahlian. Selain pernah membantu bengkel mobil abangnya, ia pernah juga bekerja pada perusahaan optik ahangnva yang lain. Judah Mussty, sambil belajar mengenai emas dan permata. Ia bahkan-pernah menjabat manajer United Jewelers Indonesia Ltd. yang berkantor di Hotel Indonesia. Pernyataan tertulis David pada Asita tampaknya bertentangan dengan penjelasannya pada pimpinan Asita. Menurut Jusuf Abdullah, David mengakui telah memberangkatkan Pardjiono dan istrinya. Tetapi itu dilakukannya atas permintaan Edward Abraham, yang telah memberinya uang untuk memberangkatkan suami-istri Pardjiono. Tatkala ditanya berapa orang lain yang telah diberangkatkannya, David hanya menjawab "tidak ingat". Jusuf Abdullah menegaskan, Asita menyerahkan kasus ini sepenuhnya pada pihak yang berwajib. "Bila David ternyata telah terbukti melanggar disiplin organisasi, tentu akan diambil tindakan," ujarnya. Jusuf tidak setuju dipakainya istilah "perdagangan budak". "Sebagai biro perjalanan, komoditi kami memang manusia. Dengan adanya kasus ini, kami merasa mendapat pukulan," katanya. David Mussty sendiri menolak ditemui wartawan. Biro perjalanan dan hotelnya, atas perintah yang berwajib untuk sementara selama pemeriksaan dilarang beroperasi. Yang juga terpukul dengan peristiwa ini adalah pihak Imigrasi yang terus melacak kasus ini "Akibat perbuatan oknum-oknum itu kami yang mendapat etahnya, karena Imigrasi adalah penjaga dan pengawal pintu gerbang Indonesia yang terdepan," kata Soemakmo, Kepala Humas Ditjen Imigrasi.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus