Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa Jazilul Fawaid mengatakan tingkat elektabilitas calon presiden hasil survei, termasuk Muhaimin Iskandar, masih di bawah angka 30 persen. Sehingga, menurut dia, peluang semua nama yang disurvei dalam memenangi pemilu presiden 2024 masih terbuka.
"Dari hasil survei, tidak ada tokoh partai atau tokoh di luar partai yang suaranya lebih dari 30 persen. Jika ada tokoh yang elektoralnya di bawah 30 persen, artinya belum ada jaminan menjadi presiden," kata Jazilul menanggapi hasil survei Politika Research & Consulting (PRC) serta Parameter Politik Indonesia (PPI) di Jakarta, Senin, 27 Desember 2021.
PRC dan PPI melakukan survei pada rentang waktu 12 November - 4 Desember 2021 dengan metode multi stage random sampling. Sebanyak 1.600 responden diwawancara dari 34 provinsi seluruh Indonesia. Para responden diwawancara dengan tatap muka dengan tingkat kepercayaan survei sebesar 95 persen dan margin of error sebesar 2,5 persen.
Dalam survei tersebut Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar hanya dipilih 0,1 persen responden. Angka itu di bawah Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto sebesar 0,6 persen, bahkan Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono sebesar 4,3 persen. Adapun Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto sebesar 21,6 persen.
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo di bawah Prabowo dengan elektabilitas 17,2 persen pilihan responden. Jazilul berujar dalam survei, angka di bawah 30 persen masih dianggap nol persen. Sehingga, menurutnya, angka yang didapatkan Muhaimin Iskandar dan Ganjar Pranowo sejatinya sama saja. "Tidak ada jaminan untuk menang," ujarnya.
Dia mengatakan masih tersisa waktu dua tahun lagi sebelum Pemilu 2024 dilaksanakan. "Bisa jadi, saya kerja dua tahun lagi, Muhaimin Iskandar bisa melebihi Ganjar," katanya. "Contohnya Ma'ruf Amin yang tidak ada di survei, buktinya jadi wapres."
Baca Juga: Kiai Dorong Muhaimin Iskandar Jadi Cawapres Siapa Saja
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini