Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Politik

Target Gubernur Yogie

Letjen Haji M. Yogie S. Memet, 56, dilantik Mendagri Soepardjo Rustam sebagai Gubernur Jawa Barat. Ia akan menegakkan disiplin di kalangan sipil, kerja keras dan bertekad merebut parasamya. (nas)

25 Mei 1985 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

MENGENAKAN seragam gubernur warna putih-putih, Letjen Haji Raden Muhammad Yogie Suardi Memet tetap tampak gagah. Bekas panglima Kowilhan II yang 16 Mei pekan lalu tepat berusia 56 tahun itu, empat hari setelah berulang tahun, mendapat hadiah istimewa: dilantik oleh Mendagri Soepardjo Rustam sebagai gubernur Jawa Barat. Sesaat setelah pelantikan yang berlangsung dalam sidang pleno DPRD Jawa Barat di gedung Merdeka, Bandung, gubernur baru segera melaksanakan tugasnya yang pertama: menyampaikan penghargaan kepada pendahulunya, Mayjen (pur.) Haji Aang Kunaefi Kartawiria, 63, sebagai "putra utama Jawa Barat" - yang telah ditetapkan DPRD Jawa Barat beberapa hari sebelumnya. Dengan demikian, untuk kedua kalinya Jawa Barat dipimpin oleh gubernur yang pernah menjabat pangdam di daerah itu. Aang dan Yogie, pernah menjadi panglima Kodam Siliwangi. Namun, bagi Aang, jabatan kepala daerah dirasakan lebih berat ketimbang sebagai panglima. "Saya bisa merasakan itu karena sudah dua kali saya menjadi panglima, di Aceh dan di Jawa Barat," katanya kepada Ida Farida dari TEMPO. Namun, seperti halnya daerah lain, Jawa Barat pun menghadapi persoalan siapda. Tahun anggaran 1983/1984, dibebani siapda tahun sebelumnya sebanyak Rp 4,59 milyar. Dan tahun anggaran 1984/1985 pun dibebani siapda yang kian membesar dari tahun sebelumnya, sebesar Rp 8,83 milyar. Itu sebabnya, di depan sidang pleno DPRD Jawa Barat pertengahan Februari lalu, Aang Kunaefi menyatakan bahwa tahun 1984/1985, selain merupakan tahun terakhir masa jabatannya, juga merupakan tahun tantangan. Selain siapda yang kian meningkat, di pihak lain tabungan pemerintah menyusut karena penghapusan subsidi kompensasi retribusi jembatan timbang. Retribusi jembatan timbang, yang semula direncanakan Rp 3,25 milyar, dalam kenyataannya hanya mencapai Rp 1,51 milyar. Menurunnya jumlah sumbangan bahan bakar minyak bumi, dari Rp 1,50 milyar menjadi Rp 1,10 milyar pada tahun anggaran 1983/1984, juga menempatkan anggaran 1984/1985 pada posisi yang berat untuk dilaksanakan. Meski begitu, Aang Kunaefi boleh bersyukur karena pembayaran gaji pegawai negeri dan pensiunan, misalnya, tidak mengalami hambatan. "Bahkan pendapatan asli daerah sendiri telah dapat dilampaui, dari target Rp 32,94 milyar dalam realisasinya mencapai Rp 34,24 milyar," kata Aang, bapak 10 anak, itu tersenyum. Lantas apa yang akan dikerjakan oleh Yogie, sementara tahun pertama yang dimasukinya - sebagaimana disebut oleh Aang merupakan "tahun tantangan"? Dalam sambutan singkatnya setelah serah terima jabatan, gubernur baru ini tidak menjanjikan apaapa. Ia hanya mengajak semua pihak bekerja keras semaksimal-maksimalnya, bekerja sama membangun daerah. "Terus terang saya belum mempelajari keadaan. Yang jelas, saya harus dapat melaksanakan pola dasar pembangunan Jawa Barat," katanya minggu lalu di rumahnya kepada Syafiq Basri dari TEMPO. "Tapi cara yang terbaik, adalah kombinasi. Artinya, kebijaksanaan kepala daerah sebelumnya jalan terus. Sebab, kalau langsung 'dipotong', bisa menimbulkan kesulitan," tambahnya. Satu hal yang paling ditekankannya ialah disiplin. "Bukan hanya di kalangan militer, tapi di kalangan sipil pun saya kira disiplin itu ada dan harus kita tegakkan," katanya tegas. Satu hal yang ditargetkannya ialah "merebut" Parasamya Purna Karya Nugraha. "Dalam rapat pertama dengan jajaran saya nanti, akan saya perintahkan agar bendera Parasamya dapat berkibar di Jawa Barat," ujar gubernur yang saleh itu. "Saya lahir dan dibesarkan di Jawa Barat. Saya pernah menjadi komandan Batalyon 330/Para dan Brigif 15 Kujang II dan pernah menjadi pangdam VI/Siliwangi. Jadi, sambil memeiamkan mata saia, insya Allah saya tidak akan nabrak-nabrak," katanya tersenyum.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus