Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pendidikan

Tekan Kematian Ibu dan Bayi, Menteri Muhadjir Effendy Dorong Program Ayah Siaga

Muhadjir Effendy menerangkan, secara teknis, program Ayah Siaga merupakan kelas ibu hamil dengan aneka permainan.

11 Juni 2021 | 09.30 WIB

Menko PMK Muhadjir Effendy meninjau layanan pemeriksaan GeNose C19 di Stasiun Gambir sesaat sebelum keberangkatan ke Purwokerto dengan menggunakan kereta luxury 2, Jumat, 28 Mei 2021. Foto: Istimewa
material-symbols:fullscreenPerbesar
Menko PMK Muhadjir Effendy meninjau layanan pemeriksaan GeNose C19 di Stasiun Gambir sesaat sebelum keberangkatan ke Purwokerto dengan menggunakan kereta luxury 2, Jumat, 28 Mei 2021. Foto: Istimewa

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy mendorong program Ayah Siaga disebarluaskan ke desa-desa di Indonesia. Program tersebut diharapkan mampu menekan angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB).

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Fokus pemerintah saat ini selain untuk menurunkan angka stunting, termasuk juga kematian ibu dan balita,” kata Muhadjir dalam keterangannya, Kamis, 10 Juni 2021.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Salah satu desa yang akan menjadi percontohan program Ayah Siaga adalah Desa Bontomarannu, Kabupaten Takalar, Sulawesi Selatan. Desa tersebut memiliki program Ayah Siaga atau dalam bahasa daerah setempat disebut Teta Siaga yang telah berjalan tiga tahun sejak 2018.

Program Ayah Siaga terbukti berhasil menurunkan AKI dan AKB di Desa Bontomarannu hingga nol kematian ibu dan bayi serta memperoleh penghargaan juara 1 tingkat provinsi dalam inovasi konvergensi stunting.

Muhadjir menerangkan, secara teknis, program Ayah Siaga merupakan kelas ibu hamil dengan aneka permainan. Sebagai contoh, para ayah memakai kostum seperti ibu hamil yang diisi dengan beras 6 kilogram di bagian perut dan di bagian payudara 2 kilogram.

Kemudian para ayah diarahkan untuk beraktivitas, naik turun tangga, berjalan, berbaring, berjongkok lalu diminta mengulang kembali pelajaran yang sudah diberikan oleh petugas. Kegiatan tersebut rutin dilakukan setiap bulan bagi pasangan suami istri dengan istri yang sedang hamil. 

"Ini sangat bagus sekali, bagaimana melatih atau menyiapkan ayah yang istrinya sedang hamil supaya dia juga nanti ikut menyukseskan program kehamilan, kelahiran, sampai perawatan si bayi. Jadi nanti kalau sudah lahir bapaknya juga bisa bantu, bukan hanya ibu," kata dia.

Dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024 disebutkan, target AKI dapat diturunkan dari 305 menjadi 183 per 100 ribu kelahiran hidup dan AKB turun hingga 16 per 1.000 kelahiran hidup pada 2024.

Friski Riana

Friski Riana

Lulus dari Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Mercu Buana pada 2013. Bergabung dengan Tempo pada 2015 di desk hukum. Kini menulis untuk desk jeda yang mencakup isu gaya hidup, hobi, dan tren. Pernah terlibat dalam proyek liputan Round Earth Media dari International Women’s Media Foundation dan menulis tentang tantangan berkarier para difabel.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus