Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pendidikan

TKI Zaini Misrin Wariskan Toko Kecil untuk Anaknya

Putra sulung TKI Zaini Misrin, Syaiful Toriq, menuturkan ayahnya sempat mengatakan bahwa toko yang dibangunnya itu adalah warisan untuk keluarga.

21 Maret 2018 | 14.59 WIB

Syaiful Toriq, 25 tahun, putra sulung almarhum Zaini Misrin, duduk di depan toko warisan ayahnya, sambil mengasuh anaknya, di Dusun Lembenah, Desa Kebun, Kecamatan Kamal, Kabupaten Bangkalan pada Rabu, 21 Maret 2018. TEMPO/Musthofa Bisri
Perbesar
Syaiful Toriq, 25 tahun, putra sulung almarhum Zaini Misrin, duduk di depan toko warisan ayahnya, sambil mengasuh anaknya, di Dusun Lembenah, Desa Kebun, Kecamatan Kamal, Kabupaten Bangkalan pada Rabu, 21 Maret 2018. TEMPO/Musthofa Bisri

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

TEMPO.CO, Jakarta - Muhammad Zaini Misrin, 54 tahun, pertama kali ke Arab Saudi pada 1992. Tenaga kerja asal Madura ini rutin pulang ke kampungnya, Dusun Lembenah, Desa Kebun, Kecamatan Kamal, Kabupaten Bangkalan, Madura, setiap dua tahun sekali.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Setelah bekerja selama 10 tahun sebagai TKI, Zaini yang bolak-balik Madura-Arab Saudi, baru bisa merenovasi rumahnya pada 2002. Dia juga membangun toko kecil di bagian rumahnya.

Baca: Kisah Zaini Misrin, dari Sopir Pribadi hingga Dieksekusi Mati

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

"Toko itu bisa dibilang warisan Bapak untuk keluarga," kata Syaiful Toriq, putra sulung almarhum Zaini saat ditemui di rumahnya, Rabu, 21 Maret 2018.

Syaiful menuturkan, setelah renovasi rumah selesai dan toko berdiri, Zaini memutuskan berangkat lagi ke Arab Saudi untuk mencari modal untuk membuka toko. Menurut Syaiful, ayahnya mendapatkan pekerjaan sebagai supir pribadi.

Setelah dua tahun bekerja sebagai supir pribadi, Syaiful mengungkapkan, ayahnya sempat menyampaikan kabar ingin pulang ke Tanah Air. Namun, keinginannya tidak terwujud. Pada 2004, Zani ditangkap polisi Arab Saudi dengan tuduhan membunuh majikan.

"Padahal kalau nelpon, bapak bilang majikannya baik dan sangat akrab. Cuma bapak pernah cerita sering bertengkar dengan anak tirinya. Anak tirinya itulah yang melaporkan bapak dengan tuduhan pembunuhan," tuturnya.

Baca: Hingga Ajal, Zaini Misrin Membantah Tuduhan Membunuh Majikan

Saat Tempo menyambangi rumah Zaini, toko itu kini sudah beroperasi. Ada etalase besar berisi aneka sabun, tepung. Etalase di atasnya berderet rokok. Ada pula kulkas berisi aneka minuman.

Menurut Syaiful, toko itu belum lama dibuka. "Toko ini kosong sejak dibangun, baru dibuka dua bulan lalu. Modalnya dari santunan untuk almarhum Bapak," katanya.

Sejak ayahnya dipenjara, Syaiful menjadi tulang punggung keluarga. Dia bekerja sebagai sopir sales air mineral dan telur. Dia dibayar per pekan. "Kalau ditotal gaji saya 1,5 juta," kata dia.

Kini, beban putra sulung Zaini Misrin ini sedikit berkurang karena adiknya Mustofa Kurniawan, 19 tahun, sudah lulus SMK meski masih menganggur. Selama ini untuk biaya sekolah adiknya dibantu ibunya. "Kalau biaya adik, banyak dibantu ibu yang kini juga di Saudi," ujarnya.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus