PERJALANAN Menhankam Jenderal M. Jusuf 2 pekan lalu ke beberapa
daerah terpencil di Indonesia belahan timur agak istimewa. Ia
membawa serta 12 pengusaha dari Jakarta menyaksikan kehidupan
rakyat di Ternate, Biak, Wamena (lembah Baliem, Irian Jaya),
Tual (Maluku Tenggara), Lombok bagian selatan, Waingapu (Sumba
Timur), Maumere (Flores), Kupang, Dili.
Meski sudah 28 kali meninjau daerah, Jusuf belum mampir ke
Oekussi, satu-satunya kabupaten di antara 13 ~kabupaten di Timor
Timur yang merupakan enclave alias "daerah kantong". Maksudnya
daerah ini merupakan bagian dari Timor Timur tapi terletak di
dalam wilayah NTT, sebagai "kantong". ~Kini disebut Ambeno,
kabupaten ini dikelilingi kabupaten-kabupaten Kupang, tambua,
Kefamenanu dan Laut Sawu. Luasnya 814 kmÿFD, terbagi dalam 4
kecamatan, dengan penduduk 36.434. Di antara mereka 90% masih
buta huruf. ~Ada pula 109 jiwa yang masih berkebangsaan Portugal.
"Kalau pak Jusuf datang kemari dan saya jemput dengan traktor,"
gurau Letkol Syarifuddin, Dan Dim 1639 lahiran Riau. Para
pejabat di sana emang tak punya kendaraan. Demikian pula Bupati
Jame Dos Remedios e Oliviera. "Kalau ada tamu, terpaksa kami
pinjam kendaraan milik pastor atau jip Puskesmas," tambah
Syarifudin. Di sana cuma ada 9 jip, 8 pikap, 9 truk, 39 sepeda
motor, 2 traktor, 1 penggilas jalan. Sebagian besar dalam
keadaan rusak.
Seperti halnya daerah terpencil lainnya, hubungan darat di
Ambeno juga sulit. Di sana cuma ada jalan beraspal sepanjang 1,6
km, itu pun hanya di ibukota kabupaten. Hubungan antar kecamatan
hanya melalui jalan tanah setapak yang bila musim hujan becek
dan sulit dilalui kendaraan. Hubungan dengan dunia luar lebih
sulit lagi.
Tak ada jalan darat yang menghubungkan kabupaten ini dengan
kabupaten tetangganya. Kalau saja ada jalan dari Kota Oekussi
yang kini disebut Pante Makasar itu dengan Kefamenanu,
keterpencilan itu barangkali bisa sedikit diatasi. Malangnya,
juga tak ada kapal khusus yang menghubungkan Pante Makasar
dengan Dili (ibukota Timor Timur) atau Kupang (ibukota NTT).
Pesawat terbang juga tak pernah tampak mengudara, kecuali bila
ada satuan militer datang ke sana. Satu-satunya pesawat yang
sering datang hanyalah Cessna milik Safari Aero Club yang
dicarter para pedagang dari Kupang. ltu pun, tak selamanya
lancar. Bulan lalu misalnya ada pesawat Cessna yang sudah
beberapa bulan nongkrong di bawah pohon asam karena tak bisa
terbang dan menunggu mesin baru.
"Kami ini ibarat anak tiri saja," kata seorang pejabat di sana.
Bupati De Oliviera sendiri sering mengeluh menghadapi kenyataan
di daerahnya. Pemancar SSB (single side band) yang umumnya
dimiliki kabupaten lain, tak dipunyai kabupaten ini.
Satu-satunya alat komunikasi yang bisa dipergunakan hanyalah
pemancar milik Kodim 1639. Pemenuhan kebutuhan mendesak, juga
surat-menyurat, dilakukan melalui Kafemenanu setelah jalan kaki
atau berkendaraan liwat jalan yang tidak rata.
Di sana tak ada toko obar, apalagi apotik. Dokter Inpres, cuma
seorang tenaga medis 12 orang.
Sebagian besar tanah di Ambeno berupa pegunungan dan bukit.
Hanya 0,02% berupa tanah datar. Sawah seluruhnya hanya 889 ha,
tadah hujan.
Penduduk memang biasa makan nasi atau jagung tapi di musim
paceklik lebih sering makan sagu. Repotnya lagi, bahan pangan
yang tidak memenuhi kebutuhan itu masih sempat diganggu hama
tikus dan walang sangit seperti yang dilaporkan petugas
pertanian di sana. Apalagi di sana memang tidak ada petugas
penyuluhan pertanian. Beberapa waktu lalu pernah ada seorang
petugas penyuluh pertanian lapangan (PPL) tapi baru 3 bulan
bertugas lantas kembali ke Dili. Maka bisalah difaham bila
sebuah persemaian cengkeh di sana tak terpelihara sama sekali.
Di sana memang belum banyak bangunan baru. Kantor bupati masih
menempati bekas rumah bupati Portugis yang megah tapi sempit.
"Setiap hari banyak pegawai bergiliran duduk. Yang tak kebagian
tempat duduk terpaksa duduk di luar, " kata seorang pejabat.
Meski begitu, kehidupan kerohanian di sana amat kuat. Sebagian
terbesar beragama Katolik, penduduk mampu berjalan puluhan
kilometer untuk mengikuti acara keagamaan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini