Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Politik

Uni soviet: kekonyolan tentara...

Hasil angket di jajaran militer soviet menunjukan banyak tentara soviet yang masih bodoh. misalnya, banyak mereka yang ingin kerja di dapur, tidak mengerti beberapa komando, banyak yang cengeng.

22 Agustus 1987 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TENTARA Soviet ternyata tak semuanya cerdik. Separuh dari 3,7 juta personel Tentara Merah itu tak tahu harga seliter susu atau sepotong roti di pasar. Mereka juga tak tahu jumlah penduduk Soviet. Bahkan mereka sebagian tak bisa menjawab pertanyaan sepele, seperti, "Apa listrik itu?" Masa, tentara Soviet begitu bodohnya? Semua itu bukab mengada-ada. Sebab, -Sebab. jawaban-jawaban knyol itu adalah hasil angket yang diedarkan di jajaran angkatan bersenjata Soviet. "Apa saja yang mereka dapatkan dari bangku sekolah dulu?" kritik tajuk koran Krasnaya Zvezda, kepunyaan angkatan bersenjata. "Bagaimana mercka hidup nantinya, kalau harga garam dan roti saja tidak tahu?" Yang tak kurang konyolnya adalah calon-calon prajurit Soviet. Ketika mereka ditanyai satu per satu selama lima belas menit oleh seorang pejabat politik mengenai posisi apa yang menarik bagi mereka, jawabannya sungguh mengecilkan hati para perwira Soviet. "Delapan belas dari 30 calon mengatakan ingin bekerja di dapur, di markas besar, atau di sebuah klub tentara," tulis Krasnaya Zvezda. Padahal, mereka kebanyakan anggota organisasi pemuda "Komsomol", bahkan beberapa orang adalah lulusan perguruan tinggi dan sekolah teknik. Survei itu memang sengaja dilakukan angkatan bersenjata Soviet mengingat kualitas Tentara Merah mulai memprihatinkan. Sebagai contoh, postur calon prajurit yang mulai kurang atletis, perpindahan personel antardetasemen meningkat karena tidak tahan uji, bahkan ada prajurit yang tak mengerti beberapa komando tentara. Selain itu, banyak calon tentara tersebut terlalu dimanjakan ibunya. Terbukti dengan meningkatnya surat-surat protes dikirimkan ibu-ibu yang anaknya merasa "tersiksa" dalam asrama tentara. Salah satu surat protes yang menumpuk di Departemen Pertahanan Uni Soviet berbunyi, "Oh, Mami, sungguh tersiksa anakmu ini di asrama ini." Kontan, sang mami membalas dalam koran Krasnaya Zvezda, "Saya akan menyiksa secara pelan-pelan hingga mati siapa saja yang menekan anakku." Seorang pejabat Departemen Pertahanan yang didatangkan khusus dari Moskow ditugasi meneliti kasus ini. Calon prajurit yang manja itu diberi pengertian dan perhatian khusus, dan sang ibu diizinkan menengok keadaan anaknya di asrama. Hasilnya? "Satu setengah tahun kemudian, prajurit muda yang manja itu jadi malu membaca suratnya sendiri."

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus