Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Kabar penyebaran virus Human Metapneumovirus (HMPV) membuat sebagian masyarakat khawatir. Virus yang sedang mewabah di Cina pada akhir 2024 dan awal 2025 tersebut disinyalir diidentifikasi pertama kali di Belanda pada 2001.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Ya sebenarnya itu virus pun sudah ada dari tahun 2001, jadi enggak terlalu berbahaya juga,” ujar Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono Harbuwono saat ditemui di wilayah Jakarta Timur pada Senin, 13 Januari 2025.
Kendati demikian, ia mengimbau masyarakat tetap berhati-hati, terutama masyarakat dari kelompok usia anak-anak dan lanjut usia (lansia) karena lebih rentan tertular. “Sementara berbahaya untuk kelompok khusus yaitu anak-anak dan lansia,” kata dia.
Sebelumnya, Menkes Budi Gunadi Sadikin meminta masyarakat Indonesia tidak khawatir akan dampak dari virus tersebut. Ia menekankan, virus tersebut tidak mematikan karena sifat dan gejala virusnya yang menyerupai penyakit flu pada umumnya.
“HMPV itu mematikan? Enggak. Coba di-Google saja. HMPV itu fatality rate-nya mungkin sulit ditemukan karena sangat-sangat rendah,” ujarnya saat ditemui di kantornya di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan pada Kamis, 9 Januari 2025.
Diketahui, virus ini menyebar melalui cairan tubuh, seperti ketika seseorang yang terinfeksi batuk atau bersin. Selain itu, penularan juga dapat terjadi melalui kontak dengan benda yang terkontaminasi, seperti ponsel, gagang pintu, atau mainan. Setelah menyentuh benda tersebut dan kemudian menyentuh mulut, hidung, atau mata, virus dapat masuk ke dalam tubuh.
Pakar Epidemiologi Universitas Airlangga (UNAIR), Muhammad Atoillah Isfandiari, menyebutkan hal lain yang memengaruhi penyebaran HMPV di Indonesia adalah tingginya mobilitas internasional. Sehingga, menurut dia, penting agar negara melakukan pendekatan sederhana dengan surveilans dan sistem pelaporan Influenza-like Illness (ILI).
“Surveilans dan sistem pelaporan ILI dapat menjadi alat deteksi dini yang penting. Meskipun tidak spesifik untuk HMPV,” ucapnya pada Kamis, 9 Januari 2025, dikutip dari laman resmi UNAIR.
Ia mengimbau masyarakat untuk mengenakan masker di tempat ramai dan menghindari berdekatan dengan orang yang sedang menunjukkan gejala batuk, bersin, pilek, dan demam. Selain itu, ia juga menganjurkan masyarakat untuk memerhatikan pola tidur serta mencukupi asupan protein.
“Tidak perlu panik, tetapi segera lakukan tindakan pencegahan yang benar. Sebagian besar penyakit akibat virus ini merupakan self-limiting disease atau sembuh sendiri selama daya tahan tubuh tetap terjaga,” ucapnya.
Berikut beberapa tindakan sederhana untuk mengurangi risiko infeksi HMPV:
- Biasakan mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir, serta mengenakan masker saat berada di tempat ramai.
- Pastikan udara dalam ruangan dapat berganti dengan membuka jendela secara teratur setiap hari.
- Jika memungkinkan, hindari area dengan banyak orang atau ruang tertutup.
- Perhatikan pola makan yang seimbang, lakukan olahraga ringan secara rutin, dan pastikan tubuh mendapatkan istirahat yang cukup.
Melynda Dwi Puspita berkontribusi dalam penulisan artikel ini.