SENIN lalu, jalan protokol di Kota Tebingtinggi, Sum-Ut, 90 km dari Medan, berdandan. Umbul-umbul dan merah-putih berkibar sepanjang hari. Ada apa? Rupanya Mendagri Rudini melantik seorang wanita jadi wali kota. "Dia dilantik karena prestasinya," kata Menteri Negara Urusan Peranan Wanita, Sulasikin Murpratomo. Rohani Darus Danil, 51 tahun, ibu tiga anak, dua tahun setelah menyelesaikan kuliahnya di Fakultas Hukum UGM (1966), langsung diangkat jadi Kabiro Perundang-undangan di Pemda Langkat, Sum-Ut. Selama 17 tahun di sana, dia mengukir kariernya, dari Kabiro Personalia sampai Sekretaris Daerah (Sekda) wanita pertama. Setelah itu, nenek seorang cucu yang kini berpangkat golongan IV-C, ditarik ke Kantor Gubernur Sum-Ut, lalu menjabat sebagai Kabiro Hukum Kantor Gubernur Sum-Ut. Rohani sangat diunggulkan oleh Gubernur Raja Inal Siregar. Seperti diakui Raja Inal kepada TEMPO, dia bukan tak punya pilihan lain. Tapi, yang paling menarik perhatiannya adalah bakatnya. "Dan itu bukan hadiah bagi kaum wanita," kata Menteri Sulasikin. Dalam sidang pemilihan di DPRD 21 Juni lalu, Rohani -- sebelumnya bersama Kadinas PU Tebingtinggi, Rizal Alam, dan Kepala Inspektorat Tebingtinggi, Makmur Saleh Pasaribu, masuk sebagai calon -- meraih 14 dari 18 suara. Kemudian, Mendagri menetapkan Rohanilah orangnya. "Baru kali ini saya melantik Kepala Daerah Tingkat II, untuk menunjukkan betapa saya menghargai wanita," kata Rudini. Di Langkat, Rohani menghadapi wilayah dan rakyat yang lebih luas dari Tebing. Kota seluas 3.783 ha itu dikelilingi perkebunan, dengan tiga kecamatan dan 17 kelurahan. Penduduknya 103.373 jiwa dari berbagai suku, dengan pertumbuhan 1,5% setahun. Langkat pernah menerima "Parasamya Purna Karya Nugraha" dan "Parasamya Kebersihan". Pendapatan asli daerah Rp 900 juta per tahun, terbesar (Rp 500 juta) dari pajak bumi dan bangunan (PBB). MS dan Sarluhut Napitupulu (Medan)
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini