Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Politik

Zulhas Beri Santunan Rp 250 Juta saat Sowan ke Ponpes Gus Miftah

Gus Miftah mengajak jemaah dan para santri untuk belajar dari perjalanan hidup Zulhas yang dinilainya sukses seperti saat ini.

21 Mei 2023 | 10.11 WIB

Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Zulkifli Hasan alias Zulhas memimpin rombongan kadernya mendaftarkan bakal calon anggota legislatif ke Komisi Pemilihan Umum, Jumat, 12 Mei 2023. TEMPO/Ima Dini Shafira
Perbesar
Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Zulkifli Hasan alias Zulhas memimpin rombongan kadernya mendaftarkan bakal calon anggota legislatif ke Komisi Pemilihan Umum, Jumat, 12 Mei 2023. TEMPO/Ima Dini Shafira

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Zulkifli Hasan atau Zulhas melakukan safari ke Pondok Pesantren Ora Aji yang diasuh Miftah Maulana Habiburrohman alias Gus Miftah di Sleman, Yogyakarta. Dalam kunjungan pada Sabtu malam, 20 Mei 2023, Zulhas memberikan santunan sebesar Rp 250 juta untuk pendidikan para santri dan anak-anak.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Kalau ada yang kesulitan sekolah, saya akan kasih satu anak Rp1 juta. Ini saya siap berikan untuk 250 anak," ujar Zulhas dalam keterangannya, Ahad, 21 Mei 2023. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Dalam kunjungan itu, Gus Miftah mengajak jemaah dan para santri untuk belajar dari perjalanan hidup Zulhas yang dinilainya sukses seperti saat ini.

"Coba hari ini kita belajar dari Pak Zulkifli Hasan, saya panggil beliau ini Papih karena saya dekat dengan beliau. Posisi apa coba yang pernah beliau raih? Menteri Kehutanan, Ketua MPR, Wakil Ketua MPR, sekarang Menteri Perdagangan," kata Gus Miftah.

Usai meminta para santrinya mengikuti jejak Zulhas, Gus Miftah meminta Menteri Perdagangan tersebut menceritakan kisah hidupnya yang menurutnya banyak mendapatkan doa dan bekal yang baik dari kedua orang tuanya.

Zulhas menceritakan kedua orang tuanya, terutama sang ayah, kerap mengajari dia dan saudara-saudara kandungnya disiplin sejak masih kanak-kanak. Hal ini, kata Zulhas, membuat dirinya menjadi sosok yang tangguh.

"Saya sebenarnya enggak lebih hebat dari teman-teman saya di sini, nggak lebih hebat dari bapak-bapak, ibu-ibu yang ada di sini. Saya orang biasa dari kampung, dari dusun, tapi mungkin doa ibu saya," kata Zulhas.

Lebih lanjut, Zulhas menceritakan sejak usia 6 tahun ditugaskan oleh ibunya untuk memukul beduk setiap pukul 04.00 dini hari. Kegiatan tersebut rutin berlangsung dan menjadi bagian dari pendidikan kedisiplinan orang tua kepada anak-anaknya. Zulhas menyebut berkat hal tersebut dirinya memiliki mental yang tangguh. 

"Orang boleh pintar, tapi kalau rapuh mentalnya itu akan susah untuk maju. Karena bangun pagi bagi anak-anak itu persoalan yang sangat sulit, latihan yang paling berat. Jadi kalau anak kita mampu bangun jam 4 pagi dan terbiasa, apalagi soal-soal yang lain, jadi dididik," katanya.

Zulhas juga memberikan motivasi kepada para orang tua dan anak-anak untuk tetap semangat, rajin belajar, dan selalu berlomba-lomba dalam kebaikan dan prestasi.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus