Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pendapat

Ada Dilema (Dalam Mobil Ber-AC)

Ada banyak jenis mesin ac. birokrasi adalah semacam mesin ac yang membuat kita terlindung dari suara luar. birokrasi mencegat suara-suara di pintu & jen dela kita yang tertutup. suatu ironi dalam ruang ac.

17 Desember 1977 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

DI suatu siang yang terik, dua orang bersahabat duduk bersama dalam mobil bagus lagi ber-ac. Yang satu kikuk, nampak belum biasa dengan 'hawa gunung.' Yang lain memegang kemudi, wajahnya semburat segar. Sepanjang jalan tak henti-hentinya mereka berdilema. -- Pernah kamu mimpi dikejar orang lapar? = Kamu? Tapi kenapa mimpi? -- Karena di dunia betulan orang lapar biasanya diam dan sopan. Lho, mengemis itu sopan 'kan? Tapi dalam dunia mimpi mereka mengejar. Aneh sekali. Dalam mimpi, setiap jarak yang kita buat entah dengan sengaja atau tidak selalu dapat mereka atasi. Seolah-olah mereka selalu sudah ada di sana ketika kita baru tiba. Dengan pandangan mata yang kurang sedap dan aneh, tak terbaca. Tak sesopan di dunia betulan..... = Di dunia betulan pun mereka ngejar. Cuma kita telah punya cara yang sempurna untuk menghindar. Kita dapat lari lebih cepat, jauh lebih cepat dari mereka. Mungkin peralatan dan dunia mimpi kurang rapih perkembangannya. Di dunia nyata mereka terpontang-panting di belakang knalpot kita. Mereka kenyang dengan asap dan debu yang kita terbangkan. - Apa boleh buat. Kita tahu benar halnya .... = Coba aku cerita. Dulu, sewaktu masih sekolah, setahun dua kali aku pulang mudik. Setiap kali aku naik kereta 'Senja.' Aku ingat betul, di daerah tertentu kereta itu berjalan amat lambat. Dan dalam deretan yang amat panjang, anakanak di pinggir rel berteriak berbarengan: minnntaaaa, minnnnttaaaaaa..., suara mereka seperti sebuah paduan suara besar. Seperti sebuah aubade di hari proklamasi. Mereka mengejar kereta, mengejar kita. Seolah-olah di mana kita tiba di situ mereka sudah ada. Dan kereta terus jalan sambil melemparkan beban yang dianggap memberati perjalanan mungkin sisa-sisa makanan disertai perasaan rela sekaligus rasa dosa. Seperti cerita kapalnya nabi Yunus yang diserang topan, hampir seisi kapal sudah diturunkan ke laut tapi kesalahan tetap belum terbayar. Ombak masih tetap mengamuk, dan baru reda ketika nabi Yunus dilempar orang ramai-ramai ke tengah ombak. Mungkin orang-orang di pinggir rel itu tidak mengejar sedekah, tapi mengejar kita. Supaya turun? -- Ah, keinginan itu 'kan jelas tidak praktis. Lagipula kita tak ada daya, pun tak ada pilihan. Bahkan ketika kita harus menjejali orang lain dengan asap kenalpot, atau secara tak sengaja meledek mereka dengan gemerlapnya peralatan kita. Ini sulitnya, segera aja kita sudah masuk dalam dunia metafisik yang sungguh pelik. Apa perlu sungguh persamaan nasib? Apa bisa kita ciptakan nasib yang sama buat semua orang? = Aku tak bicara soal metafisik. Aku bicara soal fisik. Kamu tahu, kereta 'Senja' jalannya pelan. Jendela serta pintunya terbuka. Kereta lainnya jalannya cepat bahkan ada yang lepas tinggi di udara, jendela serta pintunya tertutup karena ber-ac. Jarak ini bukan jarak metafisik akan tetapi jarak fisik. Bukan mengenai nasib yang sifatnya kekal abadi, akan tetapi mengenai jarak fisik yang dari saat ke saat dipertahankan. - Aku nggak ngerti maksudmu! = Makna sebuah mesin ac dalam banyak pengalaman adalah sebagai penyekat antara orang yang satu dengan yang lain. Komunikasi langsung terputus. Biasanya antara mereka yang mestinya tidak meminta-minta dengan mereka yang mestinya tidak memberi-beri. -- Kamu mengada-ada. Ruangan ber-ac memang harus tertutup, bukan lantaran supaya putus hubungan dengan orang lain. Tapi semata-mata agar supaya ruangan bisa benar-benar menjadi dingin. Udara sejuk memberikan rasa nyaman dan gairah kerja. Mesin ac tidak dimaksudkan untuk menutup diri, tapi untuk mendorong produktifitas kerja. = Kamu tahu bahwa orang-orang di pinggir rel itu tidak mengejar kereta yang ber-ac. Merekapun tahu tak ada gunanya memanjang-manjangkan suara pada kereta yang ber-ac. Sebab kecuali jalannya cepat juga jendela serta pintunya terkunci. Dan tentu saja demi perjalanan dan produktifitas kerja mereka tak mau diganggu oleh suara-suara di pinggir rel yang memang tak semestinya itu. -- Apa sebenarnya persoalan kamu. Bagi saya mesin ac bukan kemewahan atau pemborosan. Ibarat kerja dinas kebakaran kota, 'kan bukan suatu luxus kalau mereka punya oto? = Oto memang cepat larinya, mungkin lebih cepat dari api. Tapi banyak alat yang kita pakai sekarang cenderung menjadi penutup telinga yang sempurna terhadap suara-suara seperti yang di pinggir rel itu. Alat-alat tersebut merupakan cara untuk menghindari kejaran suara-suara itu. Ada banyak jenis mesin ac. Taruhlah misalnya birokrasi, bukankah ia semacam mesin ac yang membuat kita terlindung secara sempurna dari suara-suara seperti yang di pinggir rel itu? Bukankah birokrasi mencegat suara-suara itu di pintu dan jendela kita yang tertutup? Lalu ketika di dunia betulan suara-suara itu terpontang-panting, maka mereka pun mengejar kita dalam dunia mimpi. -- Dan menurut kamu apakah kita sedang mimpi? Mobil kita ber-ac! = Ini ironi yang biasa muncul dalam ruangan ber-ac. - Ah ya, cukup baik! Mobil terus melaju membawa dua orang yang di kepalanya ada dilema.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus