Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Politik

Aktivis Anarko Sindikalis Sebut Corat-coret SLB Tak Sesuai Tujuan

Seorang aktivis Anarko Sindikalis menyebut aksi corat-coret yang dilakukan di SLB Kota Bandung tak sesuai dengan tujuan gerakan itu.

7 Mei 2019 | 06.17 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Sejumlah buruh dari Aliansi Buruh Karawang melakukan aksi vandalisme saat mengikuti aksi Hari Buruh Internasional (May Day) di kawasan By Pass, Karawang, Jawa Barat, Rabu, 1 Mei 2019. Di sela-sela aksi, sejumlah peserta melakukan vandalisme dengan mencorat-coret bangunan. ANTARA/M Ibnu Chazar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Seorang aktivis Anarko Sindikalis menyebut aksi corat-coret yang dilakukan massa berbaju hitam-hitam di Sekolah Luar Biasa atau SLB Kota Bandung tak sesuai dengan tujuan gerakan itu. "Banyak yang tidak sepakat karena melenceng dan kontraproduktif dengan tujuan utama gerakan," kata pria yang meminta namanya disamarkan tersebut kepada Tempo, Ahad 5 Mei 2019.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Menurut aktivis itu, kelompok Anarko Sindikalis menjalankan strategi aksi tanpa kekerasan. "Musuh utama Anarko Sindikalis adalah kapitalisme atau pemilik modal yang berkongkalikong dengan negara menindas buruh, bukan orang-orang yang terpinggirkan termasuk kalangan disabilitas," ujar dia.

Penulis buku tentang anarkisme itu menjelaskan, dari varian anarko sindikalis itu ada juga kelompok yang menggunakan jalur kekerasan. Kelompok itu disebut Anarko Insureksioner. Ia mengungkapkan dalam aksinya mereka biasanya merusak fasilitas yang menjadi alat negara, contohnya merusak pos polisi di kawasan Kampus UIN Sunan Kalijaga pada peringatan Hari Buruh 1 Mei 2018 lalu. “Mereka muak dengan sistem dan sekeras mungkin melakukan aksinya,” kata dia.

Namun kata aktivis ini, jumlah kelompok Anarko Insureksioner ini sedikit. "Jumlahnya hanya sekitar 50 orang," kata dia.

Dosen Departemen Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Gadjah Mada Yogyakarta AB. Widyanta mengatakan gerakan Anarko Sindikalis sebenarnya diikuti orang-orang terdidik, suka membaca, dan berpikir kritis. Mereka terjun langsung melawan berbagai ketidakadilan dan ketimpangan sosial di sekitar mereka.

Mereka terlibat dalam berbagai konflik agraria dan berbagai perusakan lingkungan. Mereka melawan proyek PLTU di sejumlah daerah, bersolidaritas untuk warga Pegunungan Kendeng Jawa Tengah yang terdampak proyek semen, dan membela warga Temon, Kulon Progo yang terdampak proyek pembangun Bandara Kulon Progo. “Afiliasi gerakan mereka cair, bisa bertemu dengan gerakan lain yang mereka anggap strategis atau sejalan dengan tujuan mereka,” kata dia.

Shinta Maharani

Shinta Maharani

Kontributor Tempo di Yogyakarta

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus