Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pendidikan

Alam yang mengajarkannya

Silang pendapat, kapan sebaiknya pendidikan seks di berikan. pendapat beberapa pihak tentang pengajaran seks pemula. buku "adik baru" dianggap terlalu mendetail, apalagi ditujukan buat anak-anak.

4 Maret 1989 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

ADI, 9 tahun, bertanya pada ibunya. "Ma, Totok yang rumahnya di ujung itu datang dari mana, Ma?" Sang Ibu kaget. Lalu, "Adi, tentu saja Totok datang dari perut ibunya. Seperti juga kamu." Sambil memeluk sang anak, Ibu tadi melanjutkan, "Ayah dan ibu Totok itu kawin. Lama-lama, ibu Totok mengandung. Nah, setelah sembilan bulan, lahirlah Totok." "Ma, bukan itu," Adi menepis tangan ibunya, "Itu, sih, Adi sudah tahu. Maksudnya, Totok itu datang dari Sumatera atau Jawa." Ibu itu terperangah. Ini bukan kutipan dari buku Adik Baru. Hanya sebuah anekdot, yang belakangan ini menjadi lelucon segar. Banyak orangtua yang mengaku bingung kalau-kalau si Buyung yang masih usia SD menanyakan kehidupan seks -- setidak-tidaknya proses kelahiran. Di sisi lain, sang anak ternyata sudah tahu -- dalam bentuk paling sederhana -- dari mana datangnya "adik baru". Alam dan kehidupan sekitar secara tak langsung telah mengajarkan kepada seorang anak, bagaimana proses reproduksi makhluk di planet bumi ini. Bahkan, menurut Nyonya Yuyu, guru biologi di SD Percobaan, Bandung, pendidikan seks secara tidak langsung sudah diberikan sejak SD. Misalnya, dalam proses penyerbukan pada tumbuhan dan perkawinan pada binatang lewat pelajaran IA. Obyeknya tidak selalu manusia. "Kalaupun manusia, tidak mendetail," katanya. Jadi, perlukah pendidikan seks diberikan kepada anak secara gamblang? Bagi Nyonya Sri Sugiharti, 35 tahun, pengetahuan seks perlu dijelaskan sepanjang anak itu bertanya. Dan penyampaiannya disesuaikan dengan usia anak itu. Nyatanya, ibu tiga anak ini -- anak tertua umur 13 tahun-belum pernah ditanyai soal seks. "Kalau anak saya menanyakan, saya akan menjawab apa adanya, tapi pasti tidak sampai detail. Toh mereka akan mengerti sendiri," ujar Nyonya Sri. Dan ia merasa beruntung karena keluarganya belum punya buku Adik Baru. Buku itu memang terlalu berani untuk anak usia SD. Bahkan juga untuk anak remaja. "Buku itu bisa mendorong remaja kita melakukan hubungan seks sebelum nikah," komentar seksolog Dr. Naek L. Tobing. Menurut Naek, jikapun anak-anak bertanya dari mana datangnya adik, jawabnya cukup disebut, "semua manusia keluar dari rahim ibunya." Tak perlu rincian. "Jangan lupa, semua manusia punya instink berhubungan seks, sehingga tanpa diajari pun mereka kelak bisa sendiri," ujarnya. Wimpie Pangkahila, seksolog yang berdomisili di Denpasar, menyebutkan bahwa pada dasarnya sejak manusia dilahirkan sudah belajar seks secara alamiah. Ketika menyusu, anak-anak sudah diperkenalkan tentang kasih sayang -- dan buah dada. Pada umur tiga atau empat tahun, anak diajar mengenal jenis kelamin, misalnya saat kencing. "Biasanya orangtua menggunakan istilah manuk atau burung untuk penis. Kesannya jadi tidak porno," kata Wimpie, seperti dikutip harian Nusa Tenggara. Psikolog perkembangan anak dari UGM Yogyakarta, Siti Rahayu Haditono, setuju adanya pendidikan seks asalkan orangtua berperan aktif membimbing dan dikaitkan dengan agama. Ia sependapat kalau pendidikan seks diberikan sejak awal. "Pendidikan seks yang diberikan sejak dini bisa diterima oleh si anak secara obyektif, tanpa emosi. Lain kalau sudah remaja, kemungkinan besar akan diterima dengan emosi," katanya. Di sini faktor kejujuran orangtua memegang peranan penting. "Kalau ditanya dari mana datangnya adik, jawablah apa adanya. Umpamanya dengan mengatakan datangnya adik dari badan ibu, 'kan kamu tahu waktu ibumu perutnya membesar," kata Prof. Rahayu. Untuk menjelaskan proses kelahiran, orangtua bisa mengambil contoh dari itik, misalnya. Jadi, tidak blak-blakan. "Berbicara soal pendidikan seks, mesti diadakan pemisahan antara knowledge dan education. Kalau dicampurkan, jadi rancu dan bikin ribut," kata Sawitri, dosen Fakultas Psikologi Unpad, Bandung. Pengertian knowledge tercakup dalam ilmu biologi. Sedang education mengandung nilai etika dan moral. "Knowledge perlu diberikan kepada anak-anak terutama pada masa pra-puber. Misalnya bagaimana menyiapkan anak gadis supaya tidak kaget kalau mendapat menstruasi. Atau menjelaskan mimpi basah sebagai gejala normal," kata Sawitri. Kapan sebaiknya pendidikan seks diberikan, banyak silang pendapat. "Minimal pada tingkat SLTA," kata Dr. A.M. Saefuddin. "Untuk anak SD, cukup diajarkan proses bersatunya sel telur dan sperma. Ini bisa diselipkan dalam pelajaran biologi," tambah ulama yang tinggal di Bogor ini. Saefuddin sebenarnya keberatan istilah pendidikan seks. Kesannya terlalu terus terang dan membuat orang penasaran. Ia lebih setuju istilah pengajaran seks. "Maknanya lain. Itu pun cukup disampaikan secara verbal," katanya. Buku pengajaran seks yang baik, menurut Saefuddin, misalnya, Merawat Cinta Kasih karangan Dr. H. Ali Akbar. "Isinya bagus dan tidak membuat si anak penasaran lalu ingin mencoba," kata bekas Rektor Universitas Ibnu Khaldun Bogor ini. Seorang remaja, Fithawiyanti, 14 tahun, pelajar kelas tiga SMP Fransiskus, Jakarta, sudah membaca Adik Baru. Kesannya, buku itu berlebihan. Putri seorang dosen ini pernah sekolah di salah satu kota di AS. Ia mengikuti pendidikan seks lewat televisi yang khusus menyiarkan program-program pendidikan. "Di situ pun hanya diperlihatkan secara umum, tidak sampai ke hal-hal yang teknis," tambahnya. Jadi, Adik Baru memang terlalu detail, apalagi ditujukan buat anak-anak.Yusroni Henridewanto dan biro-biro

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum