Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Komisi Perlindungan Anak Indonesia atau KPAI mendesak pemerintah terus melakukan deteksi kegiatan dan pembinaan terhadap institusi pendidikan. Seruan ini disampaikan menyusul terjadinya kontroversi siswa TK bercadar serta membawa replika senjata dalam sebuah pawai di Probolinggo, Jawa Timur, pada Sabtu pekan lalu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Agar tak ada kegiatan-kegiatan yang mengarah pada simbol-simbol yang diasosiasikan pada kelompok yang kurang tepat sehingga menimbulkan kontroversi," kata Ketua KPAI Susanto melalui keterangan tertulis pada Kamis, 23 Agustus 2018.
Aksi siswa TK mengenakan cadar hitam dan membawa replika senjata itu terjadi saat karnaval tahunan perayaan Hari Kemerdekaan Indonesia yang ke-73 tahun. Pawai yang digelar pada Sabtu, 18 Agustus 2018, itu diikuti 158 siswa taman kanak-kanak dan pendidikan anak usia dini (PAUD) di Probolinggo.
Kontingen siswa TK Kartika V Probolinggo lantas mencuri perhatian. Video dan foto belasan siswa bercadar hitam serta menenteng replika senjata itu viral di media sosial. Sejumlah pihak pun mempertanyakan serta mengecam pihak sekolah atas insiden ini.
Belakangan, Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga Kota Probolinggo memberhentikan Hartatik, yang sebelumnya menjabat sebagai Kepala Sekolah TK Kartika. Hartatik diberhentikan dan dipindahtugaskan ke Disdikpora Probolinggo.
Susanto mengatakan lembaganya mengapresiasi keputusan pencopotan itu. Namun dia mengingatkan agar pembinaan sekolah juga menjadi perhatian penting pemerintah.
"Bina sekolah-sekolah agar terus menginisiasi kegiatan yang membangkitkan religiositas, nasionalisme, rasa cinta Tanah Air, etos belajar, dan pilar karakter positif lainnya," ujarnya.