Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Nusa

Api Kristus Di Bukit Menoreh

Banjartuka di desa dalung, bali sebagian besar penduduknya memeluk agama katolik. pada hari natal mereka membuat gebogan. di desa ekasari juga mayoritasnya katolik.

27 Desember 1980 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

BUKIT Menoreh di Yogyakarta, dikenal lewat cerita Api Di Bukit Menoreh karangan S.H. Mintardja, sebagian besar penduduknya beragama Katolik. Meliputi dua kecamatan --Samigaluh dan Naanggulan- Menoreh memiliki beberapa paroki di Boro, Nanggulan, Samigaluh dan Promasan. Kehidupan beragama nampak melalui kebiasaan sehari-hari. Kebiasaan orang Jawa seperti menghadapi kelahiran, perkawinan dan selamatan lain masih dipertahankan--tapi diisi dcngan doa-doa secara Katolik. Bahkan, ucapan salam antara mereka pun menjadi Berkat Dalem, semoga Tuhan memberkati anda. Boro adalah paroki terbesar. Di sana ada rumah sakit, beberapa sekolah (SD sampai SLTA), bruderan dan susteran. Di Promasan, sekitar 19 km dari Muntilan ada tempat ziarah, Sendangsollo. Setiap Mei dan Oktober, disebutBulan Bunda Maria", banyak orang Katolik berziarah ke sana. Di situ, 76 tahun lalu, tepatnya 14 Desember, Pastur van Lith membaptis 169 orang Jawa pertama pemeluk Katolik. Sendangsono hanya bisa dicapai dengan jalan kaki sekitar 10 km dari Promasan. Di sini ada sendang atau danau kecil dan dua pokok pohon sono. Agama Kota Di antara dua pohon itu dibangun sebuah altar. Di sebelahnya ada gua buatan tempat patung Bunda Maria. Perbukitan sekitarnya ditutup lantai dan tangga dari beton dengan arsitektur khas gereja Katolik. Selebihnya pepohonan yang merimbun. Tempat itu sedang dibangun untuk dijadikan tempat ziarah semacam di Lourdes (Prancis Selatan). Pembangunan proyek tersebut dipimpin oleh Pastur Ir. J.B. Mangunwidjaja. "Desa Katolik" lain adalah Woloan sekitar Gunung Lokon, 7 km sebelah barat Kecamatan Tomohon (Sul-Ut). Berpenduduk 6.000 jiwa, sekitar 2.600 jiwa beragama Katolik, nilah desa Katolik di tengah masyarakat Protestan Minahasa. Pada mulanya, tahun 1887 Willem Moningka Ratak dari Desa Rurukan, sebelah timur Tomohon, hanya membaptis 10 orang. Orang Woloan dikenal sebagai ahli pembangun rumah. Kalau anda ingin punya rumah, pesan saja. Dalam waktu tiga hari, sekitar 30 orang Woloan, yang sebelumnya sudah menyiapkan kerangka bangunan. akan mcngangkut kerangka rurnah baru itu ke tempat anda. Harganya Rp 2 juta ke atas. Menurut Hendrik Makal, Hukum Tua Woloan, dalam setengah tahun ini tercatat 98 kerangka rumah bikinan Woloan terjual. Ketaatan mereka kepada gereja tak menghalangi tetap berlangsungnya kepercayaan terhadap roh nenek-moyang. Di depan gereja masih dipelihara dengan rapi sebuah warung, makam tua, yang konon kubur pendiri Desa Woloan Ada saja orang-orang datang membawa persembahan ke situ. Suasana keagamaan yang amat serasi dengan kehidupan adat setempat juga terdapat di Banjar Tulca di Kabupaten Badung (Bali). Tuka, yang dihuni 5000 Jiwa lebih, adalah satu dari 16 banjar di Desa Dalung yang sebagian penduduknya memeluk Katolik.Di banjar ini ada 2.000 jiwa orang Katolik. Pada hari Natal, mereka membuat bogan, Yaitu susunan berbagai macam makanan kecil, dihias dengan janur berukir, yang lazim dibuat umat Hindu Bali pada Hari Raya Galungan. Masih di Bali, ada banjar lain yang mayoritas penduduknya beragama Katolik. Yaitu Banjar Palasari di Desa Ekasari kabupaten Jembrana. Palasari merupakan satu dari lima banjar di desa tersebut. Gereja di Palasari bahkan mrrupakan yang terbesar di Bali. Tinggi bangunannya 35 meter, scperti halnya gereja di Banjar Tuka, juga berarsitektur Bali ada dua candi hentar di pintu gerbangnya, juga ada meru. Pasturnya yang asal Id ores, Jan Djawa SVD memulai, kerukunan beragama di Desa Ekasari cukup baik. Agama yang selama ini dikenal sebagai "agama kota" nampaknya mulai menyusup ke pedalaman, melalui penyantunankaum fakir-miskin. Misalnya terlihat pada usaha pemukiman di Desa Kalimas di Kabupaten Pontianak (Kalimantan Barat). Di sana bermukim 270 kk terdiri dari berbagai suku. Ada Jawa, Madura, Bali, Melayu, Batak, Bugis dan juga Cina. Pemukiman ini diusahakan oleh Yayasan Pcrhimpunan Pelayanan Kristen (YPPK) "Dewan Gereja Sedunia membamu lebih dari US$500 ribu," kata M.G Mihing, Ketua YPPK, orang Dayak, pensiunan pegawai negeri. Pemukiman itu dibagi dalam beberapa kelompok. Setiap kelompok terdiri dari beberapa rumah. Penempatan setiap keluarga diatur berselang-seling antara suku dengan suku lain, maksudnya membaurkan mereka. Pemukiman yang disebut "kasih" di Kalimas itu kini setiap hari mampu mengirim 6 ton sayurmayur ke pasar-pasar Pontianak. Adalah Nona Ripka, 22 tahun, yang menjadi penginjil di Kalimas. Pekabaran injil, selain dalam bahasa Indonesia juga dilakukannya dalam bahasa Tionghoa. sebab warga Cina di sana banyak yang totok.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus