SEJARAH Nusakambangan akan berubah. Pulau di selatan Jawa
Tengah yang selama ini dikenal sebagai penjara para penjahat
kelas kakap. akan diubah menjadi penunjang kawasan industri
Cilacap. Meskipun kawasan industri itu sendiri tersendat-sendat.
Di Nusakambangan kini tinggal sekitar 800 napi. Mulai dari
yang dihukum kurang dari 3 tahun sampai lebih dari 5 tahun. Ada
2 di antara mereka dihukum seumur hidup. "Di zaman Belanda yang
dikirim ke mari umumnya penjahat kelas berat dengan masa hukuman
5 tahun ke atas," ujar Soewito BSc, Kepala Direktorat Jenderal
Pemasyarakatan Nusakambangan. "Tapi sampai sekarang belum pernah
ada penjahat kaliber Kusni Kasdut yang dikirim ke mari," tambahnya.
Maling biasa memang bisa dikirim ke sana, tapi umumnya
mereka yang sudah tergolong residivis. Dibangun secara bertahap
oleh pemerintah Hindia Belanda mulai 1925, kini Nusakambangan
punya 9 kompleks rumah penjara dengan daya tampung antara 600
sampai 1.200 napi. Pulau ini belakangan ini tampak sepi, tidak
seperti pada 1958.Ketika itu jumlah napi meliputi 15.000 orang,
bukan hanya penjahat, tapi juga tapol.
Di masa G30S meletus, tapol di sana meliputi 10.000 orang.
Padahal daya tampung seluruh kamar tahanan di sana cuma 7.000
orang. Kamar-kamar tahanan di 9 LP di pulau itu tampak jorok dan
tanpa alas papan. Para napi tidur beralas tikar. Setiap kamar
dihuni 15-20 orang dengan kamar mandi, kakus dan sumur pompa di
dalam. Setiap hari orang-orang rantai itu bekerja di bengkel,
kebun karet, ladang atau menggembalakan ternak. Pukul 21.00
mereka sudah harus tidur, semua lampu dipadamkan.
Wisata
Akan halnya pemindahan LP ke tempat lain, "secara resmi
saya belum menerima pemheritahuan dari Dirjen," kata Soewito. '
Saya sendiri sampai saat ini belum melihat tempat yang cocok
sebagai LP semacam Nusakambangan ini. Tapi kalau jadi dipindah,
harus dipertimbanglcan segl keamanan dan kesejahteraan
karyawan," tambahnya. Rencana pemindahan para napi dari pulau
ini tercetus dari Mensesneg Soedharmono, seusaipertemuan para
Menko Kabinet Pembangunan akhir Novcmber.
Karyawan LP Nusakambangan umumnya penduduk asli Cilacap
--kini berJumlah 400 orang. Lebih dari 70% di antaranya petugas
lapangan yang mengawasi napi secara langsung. Selebihnya staf.
Sekitar 300 kk (2.000 jiwa) menempati rumah-rumah dinas.
Anak-anak mereka bersekolah di 3 SD yang ada di pulau itu dengan
guru yang didatangkan dari Cilacap. Rumah-rumah karyawan uang
berbentuk kupel atau bedeng itu nyaris tak tersentuh perbaikan.
"Angin laut menerohos dengan leluasa, kalau hujan rumah ini
bagai tak beratap," ncap karyawan yang sudah berdinas 15 tahun.
Mengenai rencana membuka Nusakambangan sebagai perluasan
kawasan industri Cilacap, Bupati Cilacap, Pudjono, hanya berkata
"itu semua kan baru rencana." Tapi menurut seorang pejabat di
BKPMD Ja-Teng, Nusakambangan maksimal hanya bisa menjadi kawasan
wisata. "Pulau itu berbukit-bukit, pantainya pun indah. Tanahnya
mengandung kapur keras dan tanah liat, cukup kuat untuk bangunan
bertingkat berapa pun," katanya. Hutan-hutan di sana pun masih
banyak yang belum pernah disentuh.
Pantai utara pulau itu agak landai, sedang pantai timur,
barat dan selatan, curam berbatu karang. Lautnya berombak besar.
Bagi yang mau berekreasi di Permisan, di pantai selatan, harus
minta izin kepada kepala Lembaga Pemasyarakatan setelah mendapat
surat penganar kepala desa.
Setiap hari rata-rata 7 kali pelayaran pp antara Cilacap --
Nusakambangan. Sejak 1975 Nusakamhangan sebenarnya sudah terbuka
bagi non napi, meskipun baru terbatas buat para teknisi dan
pekerja PT Semen Nusantara yang menggali batu kapur dan tanah
liat di pulau itu.
Baru Listrik
Di Nusakambangan sendiri sekarang ada sekitar 600 ha
perkebunan karet ang produktif, 40 ha ladang, 10 ha kebun
kelapa, sisanya hutan bakau. Buat mengolah karet, pemerintah
Hindia Belanda membangun pabrik pengolahan.
Tapi karena kekurangan tenaga kerja, setiap bulan pabrik
hanya menghasilkan 2 ton karet. Untuk melayani perkebunan seluas
itu dipekerjakan 40 orang narapidana.
Kawasan industri Cilacap sendiri sekarang masih dalam tahap
pembenaham rerletak di pinggir utara pusat kota, di kawasan itu
kini sudah tersedia 78 ha tanah untuk menampung berbagai jenis
pabrik. Menurut rencana areal industri yang disediakan semuanya
240 ha.
Lebih dari itu pelabuhan alam di Cilacap bisa dikcmbangkan
sebagai pelabuhan samudra. "Tapi sekarang kapal yang singgah di
Cicalap sangat sedikit. Peralatan pelabuhan yang juga belum
memadai," ujar Bupati Pudjono Pranjoto .
Pengembangan Cilacap sebagai kawasan industri sudah dimulai
sejak 1954 dengan didirikannya pabrik pemintalan benang. Tapi
pengelolaan kawasan industri di Cilacap selama 10 tahun terakhir
ini nyaris tidak mengalami kemajuan berarti. Bupati Pudjono
sendiri mengakui, pembangunan sarana penunjangnya terlambat,
misalnya pembangunan jalan dan jembatan, jaringan telepon dan
air minum. "Yang sudah siap scbenarnya baru listrik, nnenyusul
telepon. Sedang penyediaan air minum baru rampung tahun depan,"
kata bupati.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini