Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Nusa

Nama Baru Nusakambangan

Nusakambangan akan dikembangkan untuk menunjang kawasan industri Cilacap. Para tahanan sekitar 800 napi akan dipindahkan. Akan dijadikan kawasan wisata.

27 Desember 1980 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

SEJARAH Nusakambangan akan berubah. Pulau di selatan Jawa Tengah yang selama ini dikenal sebagai penjara para penjahat kelas kakap. akan diubah menjadi penunjang kawasan industri Cilacap. Meskipun kawasan industri itu sendiri tersendat-sendat. Di Nusakambangan kini tinggal sekitar 800 napi. Mulai dari yang dihukum kurang dari 3 tahun sampai lebih dari 5 tahun. Ada 2 di antara mereka dihukum seumur hidup. "Di zaman Belanda yang dikirim ke mari umumnya penjahat kelas berat dengan masa hukuman 5 tahun ke atas," ujar Soewito BSc, Kepala Direktorat Jenderal Pemasyarakatan Nusakambangan. "Tapi sampai sekarang belum pernah ada penjahat kaliber Kusni Kasdut yang dikirim ke mari," tambahnya. Maling biasa memang bisa dikirim ke sana, tapi umumnya mereka yang sudah tergolong residivis. Dibangun secara bertahap oleh pemerintah Hindia Belanda mulai 1925, kini Nusakambangan punya 9 kompleks rumah penjara dengan daya tampung antara 600 sampai 1.200 napi. Pulau ini belakangan ini tampak sepi, tidak seperti pada 1958.Ketika itu jumlah napi meliputi 15.000 orang, bukan hanya penjahat, tapi juga tapol. Di masa G30S meletus, tapol di sana meliputi 10.000 orang. Padahal daya tampung seluruh kamar tahanan di sana cuma 7.000 orang. Kamar-kamar tahanan di 9 LP di pulau itu tampak jorok dan tanpa alas papan. Para napi tidur beralas tikar. Setiap kamar dihuni 15-20 orang dengan kamar mandi, kakus dan sumur pompa di dalam. Setiap hari orang-orang rantai itu bekerja di bengkel, kebun karet, ladang atau menggembalakan ternak. Pukul 21.00 mereka sudah harus tidur, semua lampu dipadamkan. Wisata Akan halnya pemindahan LP ke tempat lain, "secara resmi saya belum menerima pemheritahuan dari Dirjen," kata Soewito. ' Saya sendiri sampai saat ini belum melihat tempat yang cocok sebagai LP semacam Nusakambangan ini. Tapi kalau jadi dipindah, harus dipertimbanglcan segl keamanan dan kesejahteraan karyawan," tambahnya. Rencana pemindahan para napi dari pulau ini tercetus dari Mensesneg Soedharmono, seusaipertemuan para Menko Kabinet Pembangunan akhir Novcmber. Karyawan LP Nusakambangan umumnya penduduk asli Cilacap --kini berJumlah 400 orang. Lebih dari 70% di antaranya petugas lapangan yang mengawasi napi secara langsung. Selebihnya staf. Sekitar 300 kk (2.000 jiwa) menempati rumah-rumah dinas. Anak-anak mereka bersekolah di 3 SD yang ada di pulau itu dengan guru yang didatangkan dari Cilacap. Rumah-rumah karyawan uang berbentuk kupel atau bedeng itu nyaris tak tersentuh perbaikan. "Angin laut menerohos dengan leluasa, kalau hujan rumah ini bagai tak beratap," ncap karyawan yang sudah berdinas 15 tahun. Mengenai rencana membuka Nusakambangan sebagai perluasan kawasan industri Cilacap, Bupati Cilacap, Pudjono, hanya berkata "itu semua kan baru rencana." Tapi menurut seorang pejabat di BKPMD Ja-Teng, Nusakambangan maksimal hanya bisa menjadi kawasan wisata. "Pulau itu berbukit-bukit, pantainya pun indah. Tanahnya mengandung kapur keras dan tanah liat, cukup kuat untuk bangunan bertingkat berapa pun," katanya. Hutan-hutan di sana pun masih banyak yang belum pernah disentuh. Pantai utara pulau itu agak landai, sedang pantai timur, barat dan selatan, curam berbatu karang. Lautnya berombak besar. Bagi yang mau berekreasi di Permisan, di pantai selatan, harus minta izin kepada kepala Lembaga Pemasyarakatan setelah mendapat surat penganar kepala desa. Setiap hari rata-rata 7 kali pelayaran pp antara Cilacap -- Nusakambangan. Sejak 1975 Nusakamhangan sebenarnya sudah terbuka bagi non napi, meskipun baru terbatas buat para teknisi dan pekerja PT Semen Nusantara yang menggali batu kapur dan tanah liat di pulau itu. Baru Listrik Di Nusakambangan sendiri sekarang ada sekitar 600 ha perkebunan karet ang produktif, 40 ha ladang, 10 ha kebun kelapa, sisanya hutan bakau. Buat mengolah karet, pemerintah Hindia Belanda membangun pabrik pengolahan. Tapi karena kekurangan tenaga kerja, setiap bulan pabrik hanya menghasilkan 2 ton karet. Untuk melayani perkebunan seluas itu dipekerjakan 40 orang narapidana. Kawasan industri Cilacap sendiri sekarang masih dalam tahap pembenaham rerletak di pinggir utara pusat kota, di kawasan itu kini sudah tersedia 78 ha tanah untuk menampung berbagai jenis pabrik. Menurut rencana areal industri yang disediakan semuanya 240 ha. Lebih dari itu pelabuhan alam di Cilacap bisa dikcmbangkan sebagai pelabuhan samudra. "Tapi sekarang kapal yang singgah di Cicalap sangat sedikit. Peralatan pelabuhan yang juga belum memadai," ujar Bupati Pudjono Pranjoto . Pengembangan Cilacap sebagai kawasan industri sudah dimulai sejak 1954 dengan didirikannya pabrik pemintalan benang. Tapi pengelolaan kawasan industri di Cilacap selama 10 tahun terakhir ini nyaris tidak mengalami kemajuan berarti. Bupati Pudjono sendiri mengakui, pembangunan sarana penunjangnya terlambat, misalnya pembangunan jalan dan jembatan, jaringan telepon dan air minum. "Yang sudah siap scbenarnya baru listrik, nnenyusul telepon. Sedang penyediaan air minum baru rampung tahun depan," kata bupati.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus