Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Lembaga Pendidikan dan Pelatihan Polri Komisaris Jenderal Arief Sulistyanto melantik sejumlah pejabat kepala pusat pendidikan, pada Jumat, 8 Januari 2021.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pejabat yang dilantik yaitu Kapusdik Brimob Komisaris Besar Heri Sulesmono, Kapusdik Administrasi Kombes Taufik Supriyadi, Kapusdik Intelijen Kombes Yuyun Yudhantara, Kapusdik Pembinaan Masyarakat Kombes Markilat Heru Prasetyo, dan Karorenmin Lemdiklat Polri Brigjen Mulia Hasudungan Ritonga.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Pusdik adalah salah satu lembaga satuan pendidikan dalam jajaran Lemdiklat Polri yang memiliki peran penting dalam pelaksanaan pendidikan spesialiasi fungsi teknis Kepolisian,” kata Arief dalam keterangannya, Jumat, 8 Januari 2021.
Arief menjelaskan, dalam program pengembangan kemampuan personil, setiap anggota Polri harus ditingkatkan kemampuan dari penguasaan tugas polisi umum menjadi spesialis fungsi tertentu.
Namun, kata Arief, kendala yang selama ini dihadapi adalah terbatasnya kapasitas peserta didik karena fasilitas dan pola pendidikan dipusatkan jadi satu di pusdik. Akibatnya, dalam satu tahun hanya ada maksimal 4.500 personil bintara yang dididik untuk satu fungsi teknis atau hanya 400 orang tiap fungsi teknis. Misalnya, fungsi reskrim atau lantas.
"Artinya jika 4.500 personil itu dibagi di 34 Polda yang ada di Indonesia maka tiap Polda hanya kebagian 11 orang bintara yang punya spesialisasi fungsi teknis," ujarnya.
Padahal, Arief menyebut jumlah bintara sekitar 352 ribu orang atau 80 persen dari seluruh anggota Polri. Sehingga, perlu waktu 78 tahun untuk bisa meningkatkan kemampuan spesialisasi mereka jika hanya dididik di pusdik.
Menurut Arief, perlu terobosan perubahan kebijakan. Pertama, mengubah pola pendidikan spesialisasi dari sentralisasi di pusdik menjadi pola desentralisasi di tiap SPN di polda-polda. "Tapi pusdik tetap sebagai penanggung jawab materi," kata dia.
Kemudian dibangun fasilitas IT Center pada awal 2019 untuk mendukung program desentralisasi yang menerapkan metode pembelajaran jarak jauh. Dengan langkah tersebut, Arief mengatakan Lemdiklat telah meningkatkan kapasitas dan kualitas kemampuan spesialisasi sebanyak 14 ribu personil atau meningkat 350 persen dari pola biasa. "Sumber Daya Manusia adalah aset utama organisasi sehingga harus dikelola dengan benar,” ucapnya.