Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pendidikan

Basarnas: Emergency Locator Transmitter Lion Air Tak Terdeteksi

Kepala Basarnas M Syaugie mengatakan Emergency Locator Transmitter (ELT) pesawat Lion Air JT 610 yang hilang kontak tak terdeteksi oleh MEOLUT.

29 Oktober 2018 | 12.58 WIB

Kepala Basarnas Marsekal Madya TNI M. Syaugi (kiri) bersama Dirjen Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan Budi Setiyadi (kanan) bersiap memimpin rapat pencarian penumpang KM Sinar Bangun, yang tenggelam di Danau Toba, di Simalungun, Sumatera Utara, Selasa, 19 Juni 2018. Tim evakuasi gabungan membentuk lima tim terkait dengan tenggelamnya KM Sinar Bangun, yang mengangkut 128 penumpang. ANTARA FOTO/Irsan Mulyadi
Perbesar
Kepala Basarnas Marsekal Madya TNI M. Syaugi (kiri) bersama Dirjen Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan Budi Setiyadi (kanan) bersiap memimpin rapat pencarian penumpang KM Sinar Bangun, yang tenggelam di Danau Toba, di Simalungun, Sumatera Utara, Selasa, 19 Juni 2018. Tim evakuasi gabungan membentuk lima tim terkait dengan tenggelamnya KM Sinar Bangun, yang mengangkut 128 penumpang. ANTARA FOTO/Irsan Mulyadi

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) M Syaugie mengatakan "Emergency Locator Transmitter" (ELT) dari pesawat Lion Air JT610 yang hilang kontak tidak terdeteksi oleh "Medium Earth Orbit Local User Terminal" (MEOLUT) Basarnas.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

"Kami sampai bertanya ke Australia yang juga memiliki MEOLUT. Ternyata MEOLUT Australia juga tidak mendeteksi ELT Lion Air JT610," kata Syaugie dalam jumpa pers di Kantor Pusat Basarnas Jakarta, Senin, 29 Oktober 2018.

Ketua Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) Soerjanto Tjahjono menduga ELT tidak menyala karena ikut tenggelam bersama badan pesawat.

Menurut Soerjanto, ELT seharusnya menyala ketika badan pesawat menghadapi tekanan tertentu yang diperkirakan sebagai awal dari kecelakaan. "Bila sudah tenggelam, ELT tidak bisa mengirimkan sinyal karena sinyalnya merambat melalui udara," jelasnya.

Di dalam air, pesawat akan mengeluarkan sinyal melalui "underwater locator beacon" (ULB) yang berupa bunyi "ping" terus menerus. Untuk mendeteksi pesawat di dalam air, digunakan "pinger finder".

"Namun, 'pinger finder' sering mengalami gangguan di dalam air, terutama bila ada kapal lewat dan lain-lain. Karena itu, kami akan meminta penyelam membawa 'pinger finder' pada kedalaman 10 meter untuk mendeteksi sinyal ULB," katanya.

Sebelumnya, pesawat Lion Air JT 610 tujuan Jakarta-Pangkal Pinang dilaporkan hilang kontak pada 06.50 WIB. Basarnas telah menemukan puing dan beberapa barang yang diduga berasal dari pesawat Lion Air JT 610 yang dilaporkan hilang kontak. (T.D018) Baca juga: KNKT sebut Lion Air JT610 termasuk baru Baca juga: Lion Air JT610 angkut 189 penumpang-awak.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus