Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah membagi ragam disabilitas menjadi empat. Dalam Undang-undang Nomor 8 tahun 2016 tentang Penyandang Disabilitas menyebutkan definisi penyandang disabilitas adalah setiap orang yang mengalami keterbatasan fisik, intelektual, mental, dan/atau sensorik dalam jangka waktu lama yang dalam berinteraksi dengan lingkungan dapat mengalami hambatan dan kesulitan untuk berpartisipasi secara penuh dan efektif.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca juga:
Fasilitas Buat Penyandang Disabilitas di Layanan Penerbangan
Angkie Yudistia Ubah Pandangan tentang Penyandang Disabilitas
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pasal 4 undang-undang tersebut membagi ragam penyandang disabilitas menjadi empat, yakni penyandang disabilitas fisik, penyandang disabilitas intelektual, penyandang disabilitas mental, dan atau penyandang disabilitas sensorik. Pembagian ragam disabilitas ini tentu berimbas pada perlakuan dan fasilitas yang dibutuhkan untuk menunjang aktivitas mereka yang berkebutuhan khusus.
Di Amerika, Pusat Penanggulangan Penyakit dan Pencegahannya atau Center for Disease Control and prevention (CDC) membagi enam ragam disabilitas. Pembagian ini didasarkan pada analisis data kependudukan nasional di sana. Enam kelompok ragam disabilitas itu adalah:
1. Hambatan mobilitas yang cukup serius, seperti berjalan atau menaikki tangga.
2. Hambatan kognitif, seperti kesulitan berkonsentrasi, mengingat dan membuat keputusan.
3. Hambatan dan kesulitan mendengar atau Tuli.
4. Hambatan penglihatan atau Tunanetra.
5. Kesulitan hidup mandiri, seperti sulit menyelesaikan tugas yang dikerjakan sendiri.
6. Kesulitan gerak, seperti memakai baju atau mandi sendiri.
Selain membagi ragam disabilitas menjadi enam kelompok, analisis data kependudukan itu juga menunjukkan sekitar 61 juta atau 1 dari setiap 4 orang dewasa di Amerika mengalami kondisi disabilitas. "Pada beberapa titik kehidupan, seseorang kemungkinkan mengalami kondisi disabilitas meskipun ada juga yang tidak," ujar Coleen Boyle, Direktur CDC seperti dikutip dari CBSNews.
Dari data kependudukan nasional itu juga ditemukan perempuan Amerika di luar ras hispanik, Indian, atau Alaska lebih banyak mengalami disabilitas. Presentase penyandang disabilitas –terutama hambatan mobilitas, 5 kali lebih banyak dari tahun-tahun sebelumnya. Keadaan ini terjadi terutama pada kelompok usia 45 sampai 65 tahun.
Penelitian ini dipublikasikan agar penyandang disabilitas memperoleh akses yang lebih besar terhadap asuransi kesehatan. CDC mencatat orang berusia 65 tahun ke atas lebih membutuhkan tanggungan asuransi kesehatan, dibandingkan kelompok penyandang disabilitas di usia pertengahan.