Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Politik

Bedil Tua Meletup Lagi

6 orang yang diduga anggota gerakan Hasan Tiro, merampas senjata petugas pos polisi kosekta 104 Idirayeuk, Aceh Timur. Identitas mereka sudah di ketahui yang berwajib. (nas)

13 Februari 1982 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

SEKITAR pukul 20.30 tanggal 25 Januari, 6 orang tak dikenal mengetuk pintu pos polisi Desa Jambo Campli, Kosekta 104 Idi Rayeuk, Aceh Timur. Hanya ada dua orang petugas yang berjaga malam itu: Serda Tampubolon dan Bharatu Ichwan. Pos itu milik perusahaan pemegang HPH Gunung Raya untuk pengamanan kayu hasil tebangan perusahaan itu. Begitu masuk keenam orang yang membawa dua pucuk senapan LE itu segera menodongkan senjata mercka. Kedua polisi itu digiring ke Iuar pos dan senjata mereka dirampas: dua pucuk stengun dengan 150 butir peluru. Sebelum kabur mereka sempat meneriakkan "Hidup Aceh Merdeka" sembari meletuskan senapan mereka ke udara. Perampasan senjata itu diduga merupakan usaha gerombolan Hasan Tiro untuk menunjukkan mereka masih ada. Sejak dua tahun terakhir ini tak pemah terjadi lagi kontak senjata dengan gerakan yang mulai muncul pada akhir 1976 di Aceh itu. Salah satu penyerbuan mereka yang terakhir adalah pada 1977 di proyek LNG Arun. Dua warganegara AS yang bekerja di proyek itu tertembak, seorang di antaranya lalu meninggal di rumah sakit Singapura. Urusan Pusat Menurut sumber TEMPO, kekuatan gerombolan ini tidak banyak dan secara militer mereka tidak berarti. Beberapa pimpinannya masih bebas di hutan, antara lain Daud Paneuk di Pidie dan Ilyas Lube di Aceh Tengah. Hasan Tiro sendiri dikabarkan ada di luar negeri. Pangdam Iskandar Muda Brigjen J. Abdurahman yang baru dua pekan memangku jabatan, menolak memberi penjelasan mengenai perampasan senjata itu. Dan Kapendam Letkol Hamli cuma menjelaskan, masalah ini sudah dilaporkan ke Hankam dan Kopkamtib. "Itu sudah menjadi urusan pusat dan kami tidak berhak memberi penjelasan", ujarnya. Tapi di Jakarta sampai Seninkemarin pihak Kopkamtib masih belum memberi keterangan. Identitas keenam penyerang itu kabarnya sudah diketahui. Mereka adalah penduduk Idi Rayeuk, kota Kecamatan Pidie yang terletak 60 km dari Langsa. Senapan L.E. yang mereka pakai diduga berasal dari sisa bedil tua yang dipakai gerombolan DI/TII di tahun 1950-an.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus