Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Berita uji coba pembagian makan bergizi gratis di SMAN 70 Jakarta Selatan mengundang perbincangan ramai di media sosial. Uji coba dilakukan oleh Pemerintah Provinsi Jakarta dengan disaksikan langsung di lokasi oleh Wakil Presiden terpilih Gibran Rakabuming.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dalam pemberitaan yang ada, Gibran antara lain menyatakan bahwa menu makan siang itu adalah yang paling mewah, paling lengkap, daripada yang pernah disaksikannya di lokasi sekolah lain sebelum-sebelumnya. Menu yang dimaksud terdiri dari nasi, ayam model masakan yakiniku, irisan-irisan telur dadar, perkedel, tahu, salad, dan pisang.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sebagian warganet mengomentari Gibran dan pernyataannya itu. Sebagian lain tentang SMAN 70 dan profil sebagian besar murid di sekolah itu. Seperti disampaikan pemilik akun X @oropacemaker. Dia mencuit, "Anak SMA 70?? Dikasih makan gratis??? WKWKWKWKWK."
Tak sedikit yang menyatakan kalau SMA 70 sekalipun sekolah negeri tapi tergolong sekolah elit di Jakarta Selatan. Ada pula yang mengatakan uang jajan banyak siswa di sana melukiskan bantuan makan bergizi gratis yang diberikan salah sasaran.
"Uji coba makan gratis di SMA 70 tuh urgensinya apa coba, siswa2nya aja bahkan bisa jajan di Skipjack di deket sekolahnya," kata akun @dhiiikaaaaa. Atau @giatsuprianto yang menyatakan, "Ga usah bandingi uji coba dengan negara lain, lah ngomong menu ini paling mewah di SMA 70 aja, gue yang malu bjir."
Ada pula yang mengkritisi menu makan bergizi gratis terlengkap dan termewah justru diberikan di SMAN 70. Padahal kebanyakn murid-murid SMAN 70 disebut memiliki latar belakang ekonomi yang jauh lebih baik dibanding daerah daerah lain. "Malah dapet yg paling bagus pas ujicoba. PEJABAT KOCAK," kata @malfiardtra
Pemerintahan Presiden terpilih Prabowo Subianto berencana meluncurkan Program Makan Bergizi Gratis pada Januari 2025. Program ini akan dimulai dengan target awal 3 juta anak, kemudian bertahap meningkat menjadi 6 juta pada April, dan mencapai 15 juta pada Juli.
Selain anak-anak, program ini juga akan mencakup ibu hamil dan balita. Secara keseluruhan, target penerima program ini sebanyak 82,9 juta orang dengan kebutuhan anggaran diperkirakan Rp 1,2 triliun per hari.