DUET Marsoesi-Dudy Singadilaga rupanya masih punya cukup tuah. Memang, usaha "kudeta" yang dilancarkan mereka bisa dipatahkan Soerjadi, dan buntutnya mereka dipecat dari keanggotaan PDI. Namun, hingga surat pemecatan itu berumur dua pekan, kelompok Dudy-Marsoesi belum juga bisa disingkirkan dari kandang banteng. Bahkan belum tampak tanda-tanda mereka akan segera terpental dari kursi DPR. Marsoesi, tokoh PDI Ja-Tim ini, masih mcnganggap sepi surat pemecatan itu. Selain menganggap pemecatan tadi tak mengikuti prosedur peringatan satu-dua-tiga dan skorsing-surat resminya pun belum sampai ke tangannya. "Jadi, kalau saya menganggap surat pemecatan itu isu, boleh saja, 'kan," kata Marsoesi ringan. Dia pun masih menganggap dirinya sah menjabat sebagai Ketua DPD PDI Ja-Tim. "Saya masih mendapat dukungan 27 DPC dari 37 DPC yang ada di Jawa Timur," tutur Marsoesi. Tampaknya, ia yakin kelompoknya akan bisa bangkit dan menanduk kepemimpinan Soerjadi-Nico Daryanto. Kubu Soerjadi, tampak defensif. Ketua Umum Soerjadi maupun Sekjen Nico agaknya sengaja menghindar membuat pernyataan yang memberikan kesan balik menyerang. Bahkan DPP PDI tampak ragu untuk me-recall para kudetawan itu dari DPR. Surat Tecall pun hingga awal pekan ini belum disampaikan kepada Marsoesi dkk. Recalling atas Marsoesi-Dudy dkk. memang bukan soal sederhana. Agaknya, ada kekhawatiran bahwa pengangkatan orang baru untuk menggantikan mereka bisa menimbulkan kerawanan baru. "Kami memang serba repot," kata seorang di kubu Soerjadi. Namun, pencopotan Marsoesi-Dudy dkk. sudah ditetapkan menjadi target kubu Soerjadi. "Tapi nanti menunggu situasi matang," tambah tokoh tersebut. Yang dilakukan Soerjadi-Nico adalah membenahi kepemimpinan di DPD Ja-Tim dan Ja-Bar. Pada kedua tempat itu, Soerjadi menempatkan orang-orangnya guna mengambil alih kepemimpinan untuk sementara waktu. Kedua DPD itu mengemban misi partai: menyelenggarakan Komperda (Konperensi dan Musyawarah Pengurus Daerah). Ditargetkan Komperda Ja-Tim dan Ja-Bar bisa berlangsung bulan Apri ini. Sebelum Komperda berlangsung, Soerjadi telah mengirim orang-orangnya mengunjungi DPC-DPC. Di Jawa Barat, dari 24 DPC yang ada, 22 pro-Soerjadi. Namun, di Jawa Timur agaknya Soeradi harus bekera keras. Pengaruh Marsoesi masih kuat. Sementara kubu Soerjadi mencoba menggusur pijakan lawannya di daerah, MarsoesiDudy dkk. mencari cangkolan ke atas. Ketua DPR Kharis Suhud adalah tokoh penting pertama yang didekati Marsoesi dkk. "Saya beberkan semuanya," kata Marsoesi tentang pertemuannya dengan Kharis Suhud pekan lalu. Usaha Marsoesi menemui Mendagri Rudini ternyata gagal, karena Rudini telah menegaskan untuk hanya mengakui DPP Soerjadi. Upaya Marsoesi menemui Wapres Sudharmono kabarnya juga belum berhasil, karena pekan lalu Marsoesi cuma - berhasil menemui Asisten Wapres bidang Sospol, Erman Harirustaman. Belakangan ini ada kabar, jika Marsoesi terlempar dari PDI, Golkar Ja-Tim bersedia menampungnya. Agaknya, hasil Komperda PDI Ja-Tim akhir April ini akan ikut menentukan nasib Marsoesi. DPD baru bentukan Soerjadi yang hendak menyelenggarakan Komperda itu, seperti dikatakan Marsoesi pada harian Pelita, tidak sah. "Kalau saya dikatakan melakukan makar, maka DPD baru itu pun melakukan halnya sama," kata Marsoesi seperti dikutip harian yang belakangan gencar memberitakan kemelut di kandang banteng itu. DPD baru dan Komperdanya dianggap Marsoesi justru akan mengundang hadirnya pihak ketiga yang mencoba mengail di air keruh. "Mereka akan memperoleh keuntungan politik," ujarnya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini