Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengingatkan Badan Pengawas Pemilu atau Bawaslu untuk berhati-hati dalam mengawal Pemilu Serentak 2024. Kepala Negara mengingatkan bahwa Bawaslu sebenarnya sangat ditakuti oleh kontestan pemilu, tapi anggotanya sendiri tidak menyadari hal tersebut.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Karena saya pernah dipanggil Bawaslu, saya enggak ngerti kesalahan apa dipanggil, sebelum datang saya grogi," kata Jokowi dalam acara Konsolidasi Nasional Bawaslu di Jakarta, Sabtu, 17 Desember 2022.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Jokowi pun yakin siapapun calon presiden hingga calon gubernur yang dipanggil Bawaslu, mereka pasti akan grogi. Apalagi ketika diberitahu panggilan yang disampaikan adalah panggilan terakhir. "Saya ngomong karena saya pernah rasakan, saya takut betul saat itu," kata dia.
Cerita ini disampaikan ketika Jokowi berpesan agar Bawaslu fokus pada upaya pencegahan dan tidak hanya bekerja saat terjadi pelanggaran pemilu. Jokowi meminta Bawaslu tidak diam saja menunggu pengaduan, tapi sejak dini mencegah terjadi pelanggaran maupun benturan sosial. "Gesekan sekecil apapun, segera selesaikan saat itu juga, jangan tunggu membesar," kata dia.
Ini adalah satu dari empat pesan Jokowi kepada Bawaslu. Kedua, mantan Gubernur DKI Jakarta ini meminta Bawaslu segera memetakan potensi masalah dan kemungkinan terjadinya pelanggaran Pemilu. Ketiga, bekerja cepat dan sesuai koridor hukum. Keempat yaitu melibatkan partisipasi masyarakat sebanyak-banyaknya.
Jokowi Dipanggil Bawaslu 2014
Adapun dalam catatan Tempo, Jokowi pernah dipanggil Bawaslu saat bertarung di Pemilu Presiden 2014. Saat itu, Jokowi dipanggil untuk menjernihkan tuduhan telah mempromosikan diri sebelum masa kampanye.
Hal ini terkait dengan pernyataan Jokowi saat berpidato seusai pengundian nomor urut calon presiden di Komisi Pemilihan Umum. Ketika itu, Jokowi mengingatkan masyarakat untuk mengingat nomor dua, nomor urutnya dalam pemilihan presiden 2014. "Nomor dua, ya," ujarnya sambil mengangkat dua jarinya sebagai simbol angka dua.
Tim advokasi calon presiden Prabowo Subianto dan Hatta Rajasa, pesaing Jokowi, langsung melaporkan aksi Jokowi itu kepada Bawaslu. Juru bicara tim advokasi, Habiburokhman, menilai Jokowi sedang mengajak pemilih untuk mencoblos nomor dua.
Jokowi membantah tudingan telah mempromosikan diri sebelum masa kampanye. Jokowi menganggap pernyataannya sebagai hal yang wajar. "Lihat saja di UU mengenai Pilpres. Apa yang namanya kampanye? kampanye itu kita menyampaikan visi dan misi," kata dia kala itu.
Baca Juga: Bawaslu Mediasi KPU - Partai Ummat Senin Pekan Depan
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.