Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri menggelar makan malam dengan Presiden Joko Widodo di Istana Batu Tulis, Bogor, Jawa Barat, pada Selasa malam, 20 Februari 2018.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto mengatakan pertemuan itu berlangsung sekitar dua jam. “Pertemuan di istana yang desain arsitekturnya dari Bung Karno ini membahas topik-topik strategis menyangkut isu nasional dan internasional,” ucap Hasto lewat keterangan tertulis pada Rabu, 21 Februari 2018.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menurut Hasto, Istana Batu Tulis dipilih menjadi tempat pertemuan keduanya karena merupakan tempat favorit Jokowi dan Megawati dengan tampilan estetika arsitektur Nusantara yang dipadukan dengan kontur alam penuh aneka pohon dan tanaman bunga. Pada 22 Oktober lalu, Megawati dan Jokowi pun menggelar makan malam di Istana Batu Tulis selama tiga jam.
“Istana Batu Tulis menjadi saksi sejarah dialog Ibu Megawati Soekarnoputri dan Bapak Jokowi. Secara periodik, (mereka) meluangkan waktu untuk bertemu. Beliau berdua saling update berbagai persoalan nasional dan internasional,” ujar Hasto.
Pertemuan antara Jokowi dan Megawati ini dilakukan menjelang Rapat Kerja Nasional III PDIP di Bali pada 23-25 Februari 2018.
Hasto menuturkan, dalam rakernas tersebut, partainya belum akan membahas calon presiden dan wakil presiden. "Sebab, soal pasangan capres-cawapres yang akan diusung dan kapan momentum pengumumannya, kongres telah memberikan mandat kepada Ketua Umum PDI Perjuangan, Ibu Megawati Soekarnoputri," kata Hasto.
Hasto mengatakan, rakernas akan membahas strategi partainya soal pemilihan kepala daerah (pilkada) serentak 2018 dan Pemilihan Umum (Pemilu) 2019. Menurut Hasto, Rakernas PDI yang dipimpin Megawati pun diadakan secara tertutup, karena pembahasannya akan berkaitan dengan hal-hal khusus.
"Dengan melakukan pembahasan secara internal dan tertutup, berbagai persoalan dapat dilihat secara jernih," ucap Hasto.