Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Politik

Emil Salim Menjelaskan Palapa

Emil Salim memberikan penjelasan di depan sidang DPR-RI tentang biaya & perkembangan harga satelit. Tak ada kelainan dalam proyek SKSD Palapa. (nas)

12 Februari 1977 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

MENTERI Perhubungan Emil Salim belakangan ini bagai main kucing-kucingan dengan wartawan. Itu dilakukannya sejak tersiarnya tulisan Seymour M. Hersh dalam koran terkemuka The New York Times 25 Januari lalu, berjudul flughes Aircraft Faces Allegation That It Used Bribery in Indonesia (Hughes Aircraft dituduh memberikan uang suap di Indonesia). Di depan sidang Komisi V DPR-RI (5 Pebruari lalu), Menteri Perhubungan membuka keterangannya dengan minta maaf kepada pers. "Apabila akhir-akhir ini saya terpaksa - di luar kebiasaan saya - menghindari para wartawan, maka ini bukan terdorong oleh keinginan untuk menyembunyikan sesuatu atau keengganan untuk bersikap terbuka. Tapi semata-mata didasarkan atas kesadaran bahwa saya wajib memberi keterangan kepada Rakyat melalui Lembaga Dewan Perwakilan Rakyat ini terlebih dulu, sebelum saya dapat melayani para wartawan", katanya. "Lebih-lebih apabila keterangan yang ingin saya sampaikan menyangkut hal yang serius dan tidak dapat diremehkan". Didampingi Ketua Komisi V Harsono RM dan Dirjen Postel Mayjen Soehardjono - yang oleh tulisan dalam NYT itu dituduh sebagai pejabat yang minta komisi $ 40 juta pada wakil dari perusahaan General Telephone and Electrionics (GTE) - Emil Salim telab memberikan keterangan panjang lebar tentang rencana dan pelaksanaan proyek SKSD Palapa. Antara lain mengenai biaya dan perkembangan harga satelit, prosedur dan pelaksanaan proyek dan tanggapan tentang berita NYT itu sendiri. Beberapa petikan penting:  Dalam menanggapi berita NYT ini, maka langkah-langkah yang diambil adalah terlebih dulu meneliti prosedur dan proses pelaksanaan pembangunan SKSD Palapa berdasarkan dokumen-dokumen yang tersedia. Dan mengambil langkah-langkah dengan Kedubes AS di Jakarta, fihak pengusaha dan konsultan yang ada di Jakarta maupun dengan Kedubes Rl di Washington AS, untuk memperoleh fakta dan gambaran mengenai tuduhan adanya kelainan dalam pelaksanaan proyek dan kemungkinan penyuapan ini.  Pada tingkat sekarang ini, Vladimir Gold, bekas agen GTE yang dikutip NYT itu sebagai sumber, memberi pernyataan bahwa ia tak pernah menyatakan tuduhan yang tersebut dalam artikel itu. Ia bermaksud mengambil langkah-langkah tertentu terhadap penulis artikel dan koran NYT. Teleconsult, yang ditunjuk sebagai konsultan proyek tersebut, menegaskan pejabatnya tak pernah terlibat atau mengetahui adanya kelainan dalam pengadaan barang oleh para pensuplai Palapa.  Juga kalangan EXIM Bank di Washington - sebagaimana dilaporkan Dubes RI di sana -- berkesimpulan bahwa sertiflkat yang harus diselesaikan antara para pensuplai dan pembeli adalah bersih. Juga semua surat untuk mengadakan disbursemen (pembayaran uang tunai) sudah dicek dan ternyata sesuai dengan ketentuan yang berlaku.  Hingga sekarang, berdasarkan data yang ada, tak ditemukan kelainan dalam pelaksanaan proyek SKSD Palapa. Sekalipun begitu, Presiden Soeharto - setelah menerima laporan sehubungan dengan berita NYT itu - memberi beberapa petunjuk. Seperti dikemukakan Emil Salim, Presiden minta agar "kami melanjutkan pengecekan dan penelitian". Juga, "supaya mengusahakan fakta-fakta bukti dari fihak-fihak yang menuduh". Dedengkot Dirjen Soehardjono - yang selalu menghindar dari pers - hari itu sempat juga dikerumuni wartawan. Itu terjadi ketika sidang terpaksa diskors karena Menteri Emil Salim terlambat datang sekitar sejam. Berbeda dengan Emil yang "di luar kebiasaan terpaksa menghindar dari pers", Soehardjono dengan tegas berkata: "Sejak dulupun saya tidak mau publikasi-publikasian". Nada bicaranya agak emosionil, terutama ketika ditanya tentang tuduhan NYT itu. "Saya lebih senang kerja dulu, kalau sudah jadi baru dibuktikan", katanya. "Saya ini kan dedengkot Departemen Perhubungan. Sudah tiga Menteri yang ganti sejak tahun 1966, saya masih di situ terus. Ini kan tandanya saya dipakai". Ia jadi tertawa setelah membaca berita NYT, yang olehnya disebut sebagai "fitnah". Berfikir sebentar, ia melanjutkan: "Memang sulit, karena ini menyangkut kebenaran. Dan kebenaran itu hanya Tuhan yang tahu. Jadi ini masalah saya dengan Tuhan", katanya. Soehardjono juga merasa heran bercampur kesal kepada pers "Mengapa bagian yang positif dari berita itu tak dikutip?" tanyanya. Dalam berita NYT itu, Hersh juga mengutip pelbagai bantahan terhadap tuduhan yang dikemukakan Dr. Thomas P. Cheathem Jr., bekas pejabat tinggi Pentagon (Departemen Pertahanan AS) dan konsultan GTE. Misalnya dari orang GTE sendiri, William L. Mayo wakil presiden untuk urusan Asia & Pasifik. Bantahan lain yang dikemukakan Hersh datang dari William A. Glick, pejabat penting Exirn Bank di Washington, yang menilai tuduhan Cheatem itu sebagai "hal-hal yang semuanya kabur" (lihat TEMPO, 5 Pebruari). Soehardjono yang dikenal gemar berkuda-kuda, juga merasa kesal ketika ditanyai soal ranch dan jumlah kuda miliknya. "Kok orang suka ngutik-ngutik saya dalam soal hobi?" tanyanya haru. Tapi setelah menceritakan kegemarannya akan kuda itu sejak masih kanakkanak - "kakek saya juga penggemar kuda" - Soehardjono mengatakan ranch yang di Pamulang daerah Parung, Jawa Barat itu seluas 25 Ha. Dan punya kuda balap di situ sebanyak 100 ekor lebih. Kepada wartawan ia mengingatkan agar tak cepat berprasangka. "Kalau ada orang Indonesia yang maju sekarang, terus terang saya bangga. Dan menjadi cambuk bagi saya untuk maju", katanya. Ia tertawa terbahak-bahak ketika ditanya telah memasukkan sembilan ekor kuda balap dari Inggeris. "Wah itu mengada-ada", katanya. "Tapi kalau ada orang Indonesia yang kaya, saya malahan jadi senang. Bukan jadi iri dan curiga"

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus