AGAKNYA bukan cuma di Jenewa suasana rahasia meliputi pertemuan
OPEC. Di Bali di mana sidang OPEC akan berlangsung 27 Mei ini,
suasana GTM juga terasa. Sampai Selasa lalu belum ada keterangan
yang keluar dari para pejabat pemerintahan di Bali bahwa
konperensi penting itu akan berlangsung di Pertamina Cottage.
Sekalipun bisa dipastikan akan berlangsung di sana. Di kompleks
yang megah itu tampak kesibukan yang menonjol dari para petugas
yang hilir mudik mengatur persiapan. "Ah, ini cuma kesibukan
yang rutin saja", kata seorang petugas kepada Putu Setia dari
TEMPO . Persiapan untuk OPEC? Dan petugas itu pun cepat
mengelak, "tanpa OPEC pun kita begini".
Memang, nampak banyak perbedaan persiapan konperensi OPEC dengan
KTT ASEAN misalnya. Sebulan sebelum KTT ASEAN, masyarakat Bali
sudah "demam KTT". Got-got pinggir jalan dikuras dari sampah,
Hansip di desa-desa sekitar Denpasar sibuk berjaga-jaga. Di
setiap Banjar atau Balai Desa terpancang seruan Gubernur Bali
untuk menjaga keamanan, memelihara kebersihan dan meningkatkan
kewaspadaan. Setiap ada pejabat yang meninjau desa, selalu
didengungkan 3 materi seruan tadi, tak terkecuali di lereng
gunung Agung yang masih berbekas lahar yang masyarakatnya tak
pernah dengar apa itu ASEAN.
Dan menjelang Konperensi OPEC ini kesibukan begitu tidak nampak.
Kepala Kanwil Deppen Prop. Bali Ida Bgs Oka Yadnya ketika jumpa
pers dengan wartawan tentang pameran pembangunan pekan lalu tak
menyinggung secuilpun tentang OPEC. Kepada Putu Setia dari
TEMPO, Oka Yadnya mengatakan instansinya belum menerima perintah
untuk "mengerjakan apa saja". "Barangkali semuanya dari pusat",
katanya. Dan kantor wilayah Deppen ini tampak biasa-biasa saja
-- malah tambah sepi karena mempersiapkan pameran serentak di 8
Kabupaten di Bali yang berlangsung 20 sampai 25 Mei ini.
Dalam jumpa pers dengan Pangdam XVI/Udayana Brigjen Soeweno
selaku Komandan Pengamanan Konperensi OPEC dikatakan pengamanan
konperensi OPEC ini prinsipnya sama dengan KTT ASEAN tempo hari,
cuma "segi keprotokolannya agak lain" kata Panglima Soeweno.
"Pengamanan OPEC ini dibuat sedemikian rupa, agar menimbulkan
kesan Indonesia cukup aman, yang memang kenyataannya aman",
tambah Panglima.
Walau nampak tenang, menurut Panglima kewaspadaan tetap
ditingkatkan.Terutama sekali kepada turis-turis asing tanpa
memandang mereka, dari negara mana. "Ini penting, bukan saja
dalam rangka OPEC, tapi untuk menjaga stabilitas keamanan",
tambah Panglima. Ditanya turis-turis asing negara mana yang
paling diperketat pemeriksaannya dan paling dicurigai, Panglima
menjawab, semua pemeriksaan diperketat dan semua unsur
dicurigai, terutama yang bisa diperkirakan menimbulkan hal-hal
yang dapat mengganggu keamanan. "Juga kepada masyarakat
sekitarnya", kata Panglima.
Selaku Komandan Pengamanan Konperensi OPEC, Panglima XVI Udayana
dalam jumpa pers Kamis lalu itu tidak mengetahui jadwal yang
pasti dari konperensi dan kedatangan delegasi di Bali serta di
mana menginap. "Itu sedang saya tunggu juga", katanya.
Di Kuta, pemilik-pemilik hotel. home stay dan pemuka masyarakat
memang pernah diberi briefing oleh Muspida Tk. II Badung 5 Mei
lalu. Dua hari kemudian dilanjutkan kepada pemilik hotel dan
pemuka masyarakat kota Denpasar. Di sini Muspida Badung lewat
Danres Kepolisian 1501 Letkol Pol drs Syofiendi drs meminta agar
ketertiban dan keamanan yang telah dicapai saat ini hendaknya
dibina serta lebih dimantapkan. Kepada pemilik hotel diminta
agar segera melaporkan kepada kepolisian atau Kodim atau Camat
jika ada tamunya yang mencurigakan.
Hotel "kelas rakyat" di Kuta--yang jumlahnya sudah 251 buah
itu--menjelang konperensi OPEC ini justru kebingungan. "Tamu
berkurang", keluh mereka. Umumnya pemilik-pemilik hotel ini tak
merasa ada getaran yang ditimbulkan oleh adanya konperensi yang
bersifat internasional. "Wah, itu urusan hotel besar", kata
pemilik pensio di Br. Buni. Masalah anjuran Muspida untuk
melaporkan tamu yang "mencurigakan" bagi mereka sudah pekerjaan
yang rutin. Tanpa adanya konperensi OPEC pun, mereka setiap hari
melaporkan tamunya kepada Komando Sektor Kepolisian Kuta, selain
untuk didaftar juga dijelaskan kalau sang tamu ada "kelainan"
seperti membawa barang-barang larangan, ganja misalnya.
Hippies Necis
Yang agak menonjol pekerjaan yang diambil oleh masyarakat
Denpasar, Kuta dan sekitarnya adalah perang melawan sampah.
Hari-hari terakhir ini perang itu semakin digiatkan hingga wajah
kota tampak bersih. Kuta dengan "hippiesnya" yang gentayangan
belakangan ini nampak semakin kurang. Umumnya mereka sudah mulai
berpakaian agak necis, tidak lagi memberi kesan seolah akan
mandi saja. Tapi semua ini bukan semata-mata karena OPEC. Yang
jelas Diparda Kab. Badung tengah berada dalam masa "Pekan
Pariwisata" yang mengambil tema pokok kebersihan.
Begitulah. OPEC tidak membuat demam masyarakat Bali. Ngurah Rai,
Kuta, Denpasar, Sanur sepi-sepi saja. Kalaupun masyarakat awam
ada yang tahu tentang konperensi OPEC, itu berkat adanya koran
Jakarta. Malah kesibukan warga kota Denpasar yang lain
meletup-letup.Yakni tentang adanya upacara peresmian Proyek Air
Minum Denpasar yang dilakukan Presiden Soeharto 26, Mei, sehari
sebelum dimulainya sidang OPEC. Berita ini justru lebih banyak
diperbincangkan, karena proyek air minum ini sudah 3 kali batal
diresmikan.
Masyarakat nampak mulai bergotong royong sekitar jalan antara
Denpasar Belusung, tempat sumber air itu.Yang juga ramai
dibicarakan adalah rencana kunjungan Mendagri Amirmachmud ke
Buleleng meninjau desa kuno Sembiran sambil meresmikan beberapa
proyek di Singaraja, akhir Mei ini, yang tanggalnya belum
diketahui pasti pekan lalu. Sebuah panitia penyambutan yang
diketuai Sekwilda Buleleng Made Suwija kini sibuk menyusun
acara, terutama mempersiapkan atraksi ''megrumbungan" di Desa
Sangsit. Ini adalah balapan sapi berhias yang mirip karapan di
Madura, yang sengaja diperuntukkan bagi Menteri Amirmachmud
untuk membuktikan bahwa Bali Utara yang sepi dari turis itu
mempunyai banyak atraksi yang unik.
Rupanya berita Presiden meresmikan proyek air minum, Amirmachmud
meninjau desa kuno, lebih banyak diketahui masyarakat Bali
ketimbang konperensi OPEC.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini