Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Politik

Gtm di bali

Persiapan konperensi opec di bali sepi-sepi saja. keamanan dijaga & kewaspadaan ditingkatkan. kebersihan menjadi tema pekan pariwisata. presiden akan resmikan proyek air minum sebelum sidang opec. (nas)

29 Mei 1976 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

AGAKNYA bukan cuma di Jenewa suasana rahasia meliputi pertemuan OPEC. Di Bali di mana sidang OPEC akan berlangsung 27 Mei ini, suasana GTM juga terasa. Sampai Selasa lalu belum ada keterangan yang keluar dari para pejabat pemerintahan di Bali bahwa konperensi penting itu akan berlangsung di Pertamina Cottage. Sekalipun bisa dipastikan akan berlangsung di sana. Di kompleks yang megah itu tampak kesibukan yang menonjol dari para petugas yang hilir mudik mengatur persiapan. "Ah, ini cuma kesibukan yang rutin saja", kata seorang petugas kepada Putu Setia dari TEMPO . Persiapan untuk OPEC? Dan petugas itu pun cepat mengelak, "tanpa OPEC pun kita begini". Memang, nampak banyak perbedaan persiapan konperensi OPEC dengan KTT ASEAN misalnya. Sebulan sebelum KTT ASEAN, masyarakat Bali sudah "demam KTT". Got-got pinggir jalan dikuras dari sampah, Hansip di desa-desa sekitar Denpasar sibuk berjaga-jaga. Di setiap Banjar atau Balai Desa terpancang seruan Gubernur Bali untuk menjaga keamanan, memelihara kebersihan dan meningkatkan kewaspadaan. Setiap ada pejabat yang meninjau desa, selalu didengungkan 3 materi seruan tadi, tak terkecuali di lereng gunung Agung yang masih berbekas lahar yang masyarakatnya tak pernah dengar apa itu ASEAN. Dan menjelang Konperensi OPEC ini kesibukan begitu tidak nampak. Kepala Kanwil Deppen Prop. Bali Ida Bgs Oka Yadnya ketika jumpa pers dengan wartawan tentang pameran pembangunan pekan lalu tak menyinggung secuilpun tentang OPEC. Kepada Putu Setia dari TEMPO, Oka Yadnya mengatakan instansinya belum menerima perintah untuk "mengerjakan apa saja". "Barangkali semuanya dari pusat", katanya. Dan kantor wilayah Deppen ini tampak biasa-biasa saja -- malah tambah sepi karena mempersiapkan pameran serentak di 8 Kabupaten di Bali yang berlangsung 20 sampai 25 Mei ini. Dalam jumpa pers dengan Pangdam XVI/Udayana Brigjen Soeweno selaku Komandan Pengamanan Konperensi OPEC dikatakan pengamanan konperensi OPEC ini prinsipnya sama dengan KTT ASEAN tempo hari, cuma "segi keprotokolannya agak lain" kata Panglima Soeweno. "Pengamanan OPEC ini dibuat sedemikian rupa, agar menimbulkan kesan Indonesia cukup aman, yang memang kenyataannya aman", tambah Panglima. Walau nampak tenang, menurut Panglima kewaspadaan tetap ditingkatkan.Terutama sekali kepada turis-turis asing tanpa memandang mereka, dari negara mana. "Ini penting, bukan saja dalam rangka OPEC, tapi untuk menjaga stabilitas keamanan", tambah Panglima. Ditanya turis-turis asing negara mana yang paling diperketat pemeriksaannya dan paling dicurigai, Panglima menjawab, semua pemeriksaan diperketat dan semua unsur dicurigai, terutama yang bisa diperkirakan menimbulkan hal-hal yang dapat mengganggu keamanan. "Juga kepada masyarakat sekitarnya", kata Panglima. Selaku Komandan Pengamanan Konperensi OPEC, Panglima XVI Udayana dalam jumpa pers Kamis lalu itu tidak mengetahui jadwal yang pasti dari konperensi dan kedatangan delegasi di Bali serta di mana menginap. "Itu sedang saya tunggu juga", katanya. Di Kuta, pemilik-pemilik hotel. home stay dan pemuka masyarakat memang pernah diberi briefing oleh Muspida Tk. II Badung 5 Mei lalu. Dua hari kemudian dilanjutkan kepada pemilik hotel dan pemuka masyarakat kota Denpasar. Di sini Muspida Badung lewat Danres Kepolisian 1501 Letkol Pol drs Syofiendi drs meminta agar ketertiban dan keamanan yang telah dicapai saat ini hendaknya dibina serta lebih dimantapkan. Kepada pemilik hotel diminta agar segera melaporkan kepada kepolisian atau Kodim atau Camat jika ada tamunya yang mencurigakan. Hotel "kelas rakyat" di Kuta--yang jumlahnya sudah 251 buah itu--menjelang konperensi OPEC ini justru kebingungan. "Tamu berkurang", keluh mereka. Umumnya pemilik-pemilik hotel ini tak merasa ada getaran yang ditimbulkan oleh adanya konperensi yang bersifat internasional. "Wah, itu urusan hotel besar", kata pemilik pensio di Br. Buni. Masalah anjuran Muspida untuk melaporkan tamu yang "mencurigakan" bagi mereka sudah pekerjaan yang rutin. Tanpa adanya konperensi OPEC pun, mereka setiap hari melaporkan tamunya kepada Komando Sektor Kepolisian Kuta, selain untuk didaftar juga dijelaskan kalau sang tamu ada "kelainan" seperti membawa barang-barang larangan, ganja misalnya. Hippies Necis Yang agak menonjol pekerjaan yang diambil oleh masyarakat Denpasar, Kuta dan sekitarnya adalah perang melawan sampah. Hari-hari terakhir ini perang itu semakin digiatkan hingga wajah kota tampak bersih. Kuta dengan "hippiesnya" yang gentayangan belakangan ini nampak semakin kurang. Umumnya mereka sudah mulai berpakaian agak necis, tidak lagi memberi kesan seolah akan mandi saja. Tapi semua ini bukan semata-mata karena OPEC. Yang jelas Diparda Kab. Badung tengah berada dalam masa "Pekan Pariwisata" yang mengambil tema pokok kebersihan. Begitulah. OPEC tidak membuat demam masyarakat Bali. Ngurah Rai, Kuta, Denpasar, Sanur sepi-sepi saja. Kalaupun masyarakat awam ada yang tahu tentang konperensi OPEC, itu berkat adanya koran Jakarta. Malah kesibukan warga kota Denpasar yang lain meletup-letup.Yakni tentang adanya upacara peresmian Proyek Air Minum Denpasar yang dilakukan Presiden Soeharto 26, Mei, sehari sebelum dimulainya sidang OPEC. Berita ini justru lebih banyak diperbincangkan, karena proyek air minum ini sudah 3 kali batal diresmikan. Masyarakat nampak mulai bergotong royong sekitar jalan antara Denpasar Belusung, tempat sumber air itu.Yang juga ramai dibicarakan adalah rencana kunjungan Mendagri Amirmachmud ke Buleleng meninjau desa kuno Sembiran sambil meresmikan beberapa proyek di Singaraja, akhir Mei ini, yang tanggalnya belum diketahui pasti pekan lalu. Sebuah panitia penyambutan yang diketuai Sekwilda Buleleng Made Suwija kini sibuk menyusun acara, terutama mempersiapkan atraksi ''megrumbungan" di Desa Sangsit. Ini adalah balapan sapi berhias yang mirip karapan di Madura, yang sengaja diperuntukkan bagi Menteri Amirmachmud untuk membuktikan bahwa Bali Utara yang sepi dari turis itu mempunyai banyak atraksi yang unik. Rupanya berita Presiden meresmikan proyek air minum, Amirmachmud meninjau desa kuno, lebih banyak diketahui masyarakat Bali ketimbang konperensi OPEC.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus