BEKAS ketua Dewan Mahasiswa Universitas Indonesia Hariman
Siregar masih menanti putusan Mahkamah Agung. Dan kegiatan
kampus di Salemba 4 akhir-akhir ini kembali menarik perhatian.
Dewan Mahasiswa UI yang pimpinan Dipo Alam merencanakan sebuah
diskusi: "Mahasiswa dalam hubungannya dengan kehidupan politik",
di akhir bulan ini. Sebelumnya DMUI juga mengumpulkan pimpinan
organisasi intra sekolah (OSIS) untuk "berdialog antara kakak
dengan adik dan membicarakan soal perkelahian pelajar
akhir-akhir ini", kata Dipo Alam. Yang lebih menarik adalah
rencana DM-UI untuk menyampaikan sebuah resolusi kepada Presiden
Soeharto sehubungan dengan kehidupan "politik, ekonomi dan
sosial" di negara ini. Belum pasti adakah Presiden akan menerima
mereka. Yang jelas "kami sudah minta waktu", kata Dipo Alam
kepada TEMPO di rumahnya pekan lalu.
Resolusi itu menurut ketua DM-UI adalah hasil dari musyawarah
kerja ketiga Ikatan Mahasiswa UI di Puncak bulan April lalu.
"Resolusi ini menjadi cita-cita dan arah perjuangan mahasiswa
UI", katanya. Ia tidak bersedia mengungkap seluruh isi resolusi
tersebut. Namun dalam soal yang menyangkut kehidupan politik
misalnya, "kita meminta pendekatan yang selalu ditekankan pada
bidang keamanan agar jangan berlebih-lebihan", katanya. "Sebab
bila keamanan sudah jadi panglima maka hanya akan menghasilkan
stabilitas semu", demikian Dipo. Di bidang kehidupan legislatif,
ketua DM-UI itu menilai fungsi ketiga (pengawasan) dari lembaga
perwakilan yang ada kurang dilaksanakan. Sementara dalam
menghadapi Pemilu tahun depan, "kami meminta agar dilaksanakan
sejujur-jujurnya". Kalau tidak, "artinya kita hanya buang-buang
biaya Rp 60 milyar", tuturnya.
Sejauh ini DM-UI berusaha menyampaikan resolusi itu menurut
aturan yang berlaku. Di samping ke kantor Menteri Sekretaris
Negara, mereka pun telah menghubungi Mendagri Amirmachmud, Kas
Kopkamtib Sudomo dan Menteri P & K Syarif Thayeb. Setidaknya
cara yang mereka tempuh itu berusaha memenuhi anjuran
"komunikasi dua arah" dari Pemerintah. "Tapi komunikasi dua arah
bulan berarti kita mau dikuliahi saja. Hendaknya apa yang kami
kemukakan juga didengar. Dan jangan terus menuduh ada yang
mendalangi dan menunggangi", tukas Dipo Alam.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini