Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Menteri Luar Negeri Arrmanatha Christiawan Nasir menyatakan komitmen Indonesia untuk memperkuat arsitektur kesehatan global dalam merespons pandemi di masa depan. Pernyataan itu disampaikannya saat menerima kunjungan Coalition for Epidemic Preparedness Innovations (CEPI) di Kementerian Luar Negeri (Kemlu) di Jakarta, Rabu, 12 Februari 2025.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Lawatan CEPI itu bertujuan untuk mendiskusikan penguatan kolaborasinya dengan Indonesia, khususnya dalam mendorong kemandirian produksi vaksin nasional sekaligus memastikan akses berkeadilan atas produk kesehatan bagi seluruh negara di dunia.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Kolaborasi Indonesia dan CEPI sangat penting dalam mendukung kemajuan industri vaksin dan kapasitas manufaktur lokal, serta pembangunan ekosistem tanggap pandemi di Indonesia,” kata Arrmanatha, dikutip dari laman resmi Kemlu. Dia menyebut langkah ini sejalan dengan prioritas Presiden Prabowo Subianto.
Dalam kunjungan itu hadir Ketua Dewan CEPI, Jane Halton dan CEO CEPI Richard Hatchett. “Peran Kementerian Luar Negeri sangat krusial dalam mendorong bergabungnya Indonesia dengan CEPI. Indonesia telah menjadi salah satu mitra strategis CEPI sejak 2020,” ujar Jane.
CEPI juga mendukung peningkatan kapasitas produksi vaksin Indonesia, salah satunya melalui kerja sama dengan PT Bio Farma.
Arrmanatha menyampaikan apresiasi atas dukungan CEPI kepada Indonesia. “Saya juga berharap CEPI dapat memberikan dukungan pengembangan vaksin tuberkulosis di Indonesia. Pemberantasan tuberkulosis merupakan prioritas pemerintah Indonesia yang sejalan dengan program CEPI,” tuturnya.
CEPI adalah organisasi kemitraan pemerintah dan swasta yang didirikan di Davos, Swiss pada 2017 oleh Norwegia, India, Bill and Melinda Gates Foundation, Wellcome Trust, dan World Economic Forum. Organisasi ini berfokus pada pengembangan produk kesehatan untuk antisipasi risiko kesehatan masa depan.
Pilihan Editor: Kemenhan Terkena Pemangkasan Anggaran Rp 26,99 Triliun