Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta mencatat lima wilayah Rukun Tetangga (RT) di Jakarta Utara mengalami banjir rob pada Sabtu, 16 November 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kepala BPBD DKI Jakarta, Isnawa Adji, menyampaikan, banjir rob terjadi di tiga RT wilayah Kelurahan Pluit dan dua RT wilayah Kelurahan Penjaringan.
“Ketinggian air dari 20 sampai 60 sentimeter, penyebabnya, pada 16 November 2024.
Banjir rob yang terjadi di pesisir utara Jakarta itu dapat terjadi karena beberapa penyebab. Berikut adalah penyebab yang membuat suatu kawasan mengalami banjir rob, yaitu:
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
1. Supermoon
Menurut Isnawa, banjir rob di Jakarta Utara terjadi karena pengaruh dari fenomena pasang maksimum air laut bersamaan dengan fase bulan baru berdasarkan analisis informasi dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG). Informasi ini berdasarkan pantauan Stasiun Meteorologi Kelas I Maritim Tanjung Priok tentang peringatan dini banjir rob pada 14-21 November 2024.
"Akibat adanya fenomena pasang maksimum air laut, bersamaan dengan fenomena supermoon yang berpotensi meningkatkan ketinggian pasang air laut maksimum berupa banjir pesisir atau rob di wilayah pesisir utara Jakarta," jelas Isnawa, pada 15 November 2024.
2. Pasang Surut Air Laut
Berdasarkan publikasi ilmiah jurnal.unissula.ac.id, pasang surut air laut adalah naik turunnya permukaan air laut pada periode tertentu akibat pergerakan benda langit. Pasang surut memiliki periode gelombang sekitar 12-24 jam. Ketinggian pasang surut air laut sangat dipengaruhi oleh posisi bulan, bumi, dan matahari. Pasang surut terjadi karena kenaikan muka air laut akibat gaya tarik benda-benda di langit, terutama matahari dan bulan terhadap massa air laut di bumi.
3. Penurunan Muka Tanah
Pertambahan jumlah penduduk di Indonesia memengaruhi permintaan kebutuhan lahan. Peningkatan permintaan ini berakibat pada permintaan air baku tanah semakin meningkat yang memungkinkan terjadinya over pumpage. Kondisi ini membuat adanya rongga pada lapisan akuifer. Rongga pada lapisan akuifer yang tidak mendapatkan pengiriman dari wilayah hulu mengakibatkan terjadinya amblesan pada tanah. Jika terus menerus rongga tersebut diabaikan, akan menyebabkan penurunan muka tanah dan banjir rob dapat terjadi.
4. Kenaikan Muka Air Laut
Perubahan iklim menjadi faktor utama kenaikan muka air laut. Saat suhu atmosfer meningkat, lapisan permukaan laut akan mengalami kenaikan suhu sehingga permukaan air laut juga akan meningkat. Kondisi ini membuat genangan dan amblesan pada lahan basah dan dataran rendah. Selain itu, kondisi ini meningkatkan kerusakan lahan akibat badai dan banjir serta berpotensi terjadi peningkatan salinitas di daerah muara dan akuifer air tawar. Dengan demikian, kawasan pesisir dapat mengalami banjir rob.
5. Gelombang Angin
Energi dari hembusan angin yang menghantam permukaan air akan berpindah ke air. Akibatnya, angin akan menimbulkan tegangan pada permukaan laut dan muncul gelombang kecil. Selain itu, pertambahan kecepatan angin juga mengakibatkan gelombang semakin membesar. Kekuatan hubungan angin selaras dengan besar gelombang yang terbentuk. Dengan demikian, gelombang angin yang terus-menerus berhembus dapat membuat kawasan pesisir mengalami banjir rob, termasuk di Jakarta Utara.
RACHEL FARAHDIBA R | M. FAIZ ZAKI | UNISSULA
Pilihan editor: