Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Nama Andi Arief menjadi trending di platform Google pagi ini, Selasa, 5 Maret 2019. Dikenal publik sebagai politikus Partai Demokrat. Namun, kali ini, nama Andi Arief tidak disebut-sebut karena aktivitas politiknya. Namun, karena Kepolisian RI menangkapnya di sebuah kamar di Hotel Menara Peninsula, Slipi, Jakarta Barat pada Ahad, 3 Maret 2019. Polisi menduga Andi Arief mengonsumsi sabu di kamar hotel itu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kepala Divisi Humas Polri Inspektur Jenderal M.Iqbal mengatakan pengangkapan Andi Arief dari laporan masyarakat soal pemakaian narkoba di hotel itu. "Penangkapan ini spontan," ujar Iqbal, Senin, 4 Maret 2019.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Tim hukum Partai Demokrat mencari informasi mengenai Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrat itu. Di partai yang dipimpin oleh Susilo Bambang Yudhoyono alias SBY itu Andi menduduki jabatan tersebut sejak 2015.
Andi dikenal sebagai aktivis pro demokrasi pada masa Orde Baru. Dia aktif di Solidaritas Mahasiswa Indonesia untuk Demokrasi (SMID) yang berafiliasi dengan Partai Rakyat Demokratik (PRD) pada tahun 1990-an.
Ia salah satu aktivis korban penculikan pada 1998. Pria kelahiran Lampung 1970 ini diculik akibat kegiatannya yang saat itu dianggap mengancam Orde Baru. Dia diculik pada Maret 1998 dan dibebaskan pada Juli di tahun yang sama.
Setelah reformasi, pada 2004, Andi menjadi salah satu orang yang ikut memenangkan pasangan calon presiden dan wakil presiden SBY-Jusuf Kalla. Pada tahun 2009, Andi juga turut memenangkan SBY untuk periode keduanya.
Pada pemerintahan periode kedua SBY, Andi Arief didapuk menjadi Staf Khusus Presiden. Ia staf khusus bidang Bantuan Sosial dan Bencana Alam tahun 2009 hingga 2014.
SYAFIUL HADI | BERBAGAI SUMBER