Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Politik

Jokowi Akui Masih Menyimpan KTA PDIP

Ketua DPP PDIP Puan Maharani tak menjawab secara gamblang apakah Jokowi masih merupakan kader partai banteng.

3 Desember 2024 | 17.49 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Solo - Presiden ke-7 RI Joko Widodo hanya memberikan senyuman ketika disinggung soal statusnya di Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP). Namun, Jokowi mengaku masih menyimpan Kartu Tanda Anggota (KTA) PDIP.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

“Ya masih (menyimpan KTA PDIP),” jawab Jokowi kepada wartawan di kediamannya di Sumber, Solo, Jawa Tengah, Selasa, 3 Desember 2024.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Status Jokowi di PDIP kembali mencuat usai kader partai banteng Effendi Simbolon dipecat. Effendi dipecat dari PDIP karena dianggap bertemu dengan Jokowi sebelum akhirnya mengalihkan dukungan ke Ridwan Kamil-Suswono di pemilihan kepala daerah atau Pilkada Jakarta 2024.

Jokowi pun tak menampik pernah bertemu dengan politikus Effendi.

"Ya bertemu, kenapa kalau bertemu?" kata Jokowi.

Namun, Jokowi mengatakan, soal pemecatan Effendi dari keanggotaan PDIP merupakan kewenangan dari partai.

"Itu kan (PDIP memecat Effendi Simbolon) kewenangannya partai,” kata Jokowi.

Ketua DPP PDIP Puan Maharani tak menjawab secara gamblang apakah Jokowi masih merupakan kader partai banteng moncong putih. Ketika ditanya oleh wartawan, Puan justru menjawab dengan kalimat tanya, sembari melempar senyum.

"Apa ya?" kata Puan di kompleks parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, pada Selasa, 3 Desember 2024. 

Sebelumnya, Juru Bicara PDIP Aryo Seno Bagaskoro mengatakan, Effendi dipecat bukan hanya karena mendukung Ridwan Kamil-Suswono di Pilkada Jakarta, tapi juga karena bertemu dan berkongkalikong dengan Jokowi.

Dia mengatakan, pertemuan itu menjadi salah satu penyebab Efendi melakukan manuver politik dengan mendukung Ridwan Kamil-Suswono.

"(Effendi) Bertemu dengan Pak Jokowi sebelum mengambil langkah politik yang berbeda dengan rekomendasi partai," kata Seno di Kantor DPP PDIP, Menteng, Jakarta Pusat, pada Ahad, 1 Desember 2024.

Di Pilkada Jakarta, PDIP mengusung Pramono Anung dan Rano Karno. Seno mengatakan, PDIP selalu bersikap tegas terhadap kadernya yang membelot dari prinsip dan nilai partai.

Sebelumnya, Effendi terlihat hadir dan mengikuti pertemuan Jokowi dengan Ridwan Kamil pada Senin malam, 18 November 2024. Pertemuan tersebut berlangsung di Kaizen Heritage, Jakarta Pusat. 

Saat pertemuan itu, Effendi masih berstatus sebagai kader PDIP. Menurut Seno, tindakan Effendi yang berkomunikasi dengan Jokowi itu tak sesuai dengan nilai-nilai partai. 

"Jadi kalau bicara tentang Pak Jokowi, maka (berbicara) berbagai persoalan dan dosa-dosa politik yang terjadi selama beberapa waktu terakhir," ujar Seno.

Dia menilai, Jokowi telah mengganggu sendi-sendi peradaban politik Indonesia. Hal itu, kata dia, terbukti dengan adanya sejumlah kritik publik terhadap Presiden ke-7 RI tersebut. Oleh karena itu, PDIP memutuskan untuk memecat Effendi.

"Kalau (bertemu) dengan yang lain, tentu partai masih akan melakukan proses mediasi. Tapi kalau bicaranya hari ini dengan Pak Jokowi maka prinsip tegas yang diambil oleh partai," tutur Seno.

Sanksi pemecatan Effendi sebagai kader PDIP termaktub dalam warkat tertanggal 28 November 2024. Dokumen itu ditandatangani oleh Ketua Umum PDIP Megawati Sukarnoputri dan Sekretaris Jenderal DPP PDIP Hasto Kristiyanto. 

Novali Panji dan Annisa Febiola berkontribusi dalam penulisan artikel ini.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus