Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta -Presiden Joko Widodo atau Jokowi membacakan sebuah pantun saat memberikan sambutan pada peringatan hari lahir ke-92 Nahdlatul Ulama (NU). Berdasarkan siaran tertulis Deputi Bidang Protokol, Pers, dan Media Sekretariat Presiden, acara tersebut dihelat di halaman Masjid Agung An-Nur, Pekanbaru, Riau, pada Rabu, 9 Mei 2018.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Provinsi Riau ini Melayu. Ramah Tamah Adat Budayanya. Semuanya juga tahu kiprahnya NU. Menjaga bangsa dan negara," kata Jokowi membacakan pantunnya.
Baca: Di Riau, Oesman Sapta Bertemu Jokowi, Bahas Cawapres 2019
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pada kesempatan itu, Jokowi menyampaikan apresiasi terhadap kiprah NU yang selama 92 tahun telah menjadi penjaga Islam jalan tengah (wasatiyyat Islam). "Wasatiyyat Islam yang selalu mengutamakan kebersamaan, mengutamakan kerukunan, mengutamakan persatuan. Islam yang rahmatan lil alamin," ujarnya.
Salah satu bentuk apresiasi yang dilakukan pemerintah, kata Jokowi, adalah dengan diterbitkan Keputuaan Presiden Nomor 22 Tahun 2015. Sejak saat itu, setiap 22 Oktober diperingati sebagai Hari Santri.
Jokowi juga mengatakan bahwa pemerintah akan terus berupaya meningkatkan kesejahteraan umat. "Oleh sebab itu pemerintah akan terus berupaya mengembangkan ekonomi umat dan memperkokoh karakter bangsa," katanya.
Baca: NU dan Muhammadiyah Bertemu, Bahas Hoax hingga Tahun Politik
Sebagai penutup sambutannya, Jokowi mengucapkan selamat hari lahir untuk Nahdlatul Ulama. Presiden pun kembali membacakan sebuah pantun yang kemudian disambut riuh tepuk tangan semua yang hadir dalam acara tersebut.
"Anak raja pergi berburu. Memanah rusa kena di kaki. Penghargaan saya kepada NU. Yang tiada henti mempertahankan NKRI," kata Jokowi.