Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Yogyakarta - Aksi turun ke jalan Gerakan Jogja Memanggil kembali digelar bersamaan lawatan Presiden Joko Widodo atau Jokowi ke Yogyakarta, Rabu 28 Agustus 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Jokowi ke Yogyakarta seharian ini untuk menghadiri beberapa acara. Mulai dari meresmikan Klinik Ibu dan Anak di RSUP dr. Sardjito, lalu meresmikan revitalitasi Pasar Godean di Sleman, dan membagikan bantuan sosial di Condong Catur Sleman.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pantauan Tempo, aksi Jogja Memanggil hari ini dipusatkan di kawasan pojok barat Titik Nol Kilometer, atau pelataran dekat Istana Kepresidenan Gedung Agung, tempat Jokowi diduga masih transit selama di Yogyakarta.
Massa tak lagi memblokade jalan Malioboro seperti aksi sehari sebelumnya. Mereka tetap membentangkan dan meletakkan spanduk kecaman pada Jokowi di lantai area aksi.
Aksi yang dimulai sekitar pukul 17.00 WIB dan bubar pukul 19.30 WIB itu dijaga ketat personil kepolisian di sekelilingnya.
Meski demikian, massa aksi Jogja Memanggil sempat menggelar unjuk rasa di depan Istana Kepresidenan Yogyakarta atau Gedung Agung sejak sore hingga membubarkan diri secara tertib.
Koordinator Aksi, Reformati mengatakan aksi sore ini merupakan serangkaian aksi dari dua aksi sebelumnya. Menurutnya, masih ada aksi-aksi lain mengingat masih adanya rangkaian Pilkada.
"Kami akan konsolidasi lagi untuk aksi berikutnya," kata dia.
Gerakan yang melibatkan elemen mahasiswa hingga aktivis ini tak akan berhenti menggelar aksi hingga putusan Mahkamah Konstitusi (MK) terutama soal Pilkada terkawal dan tak dipecundangi kekuasaan lagi.
"Kami merencanakan melakukan aksi serial, sehingga putusan MK benar-benar tidak dikangkangi kembali, mengingat waktu pendaftaran calon kepala daerah masih berlangsung," kata dia.
Reformati mengungkapkan, aksi kali ini memang dikonsep tidak dengan long march seperti aksi sebelumnya. Aksi kali ini lebih kepada mimbar bebas, yang menyediakan elemen-elemen yang ingin menyampaikan aspirasinya.
"Aksi ini bukan karena Jokowi datang ke Yogya, Jokowi tidak datang pun mimbar ini sudah direncanakan," kata dia.
"Ketika Jokowi di Yogya, Mimbar Demokrasi ini semoga bisa menjadi cermin yang bisa dihadapkan langsung kepada Jokowi yang kemungkinan besar ada di dalam istana," imbuhnya.
Belum diketahui persis apakah Presiden Jokowi saat aksi berlangsung berada di dalam Gedung Agung. Hanya saja dari luar, tampak suasana terang lampu-lampu dan sejumlah mobil di area utama Istana Kepresidenan itu.
Reformati mengatakan, seandainya Jokowi bersedia keluar Istana dan menemui demonstran, gerakan itu sepakat menolak juga untuk memberi panggung.
"Misalnya Jokowi mencoba keluar menemui massa aksi, kami sudah sepakat tidak memberikan ruang pertemuan kepada Jokowi," kata dia.
Dalam aksi itu, massa Jogja Memanggil tetap berfokus memberikan perlawanan pada upaya dinasti politik yang diduga sedang dibangun Jokowi di sisa sisa akhir masa jabatannya.
Peserta aksi itu menyerukan agar rakyat terus getol melawan Mulyono, yang diketahui merupakan nama kecil dari Presiden Jokowi.
“Lawan rezim Mulyono sampai akhir," serunya.