Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Yogyakarta - Juru kunci Gunung Merapi, Masbekel Anom Suraksosihono, mengatakan letusan freatik Gunung Merapi pada hari ini, Senin, 20 Mei 2018, pukul 01.25 dan 09.38 tanpa suara. “Tak ada gemuruh. Jadi, warga enggak terlalu panik kayak letusan Jumat lalu,” ujar Mbah Asih, begitu ia dipanggil, kepada Tempo.
Penduduk lereng Merapi, seperti tempat tinggal juru kunci di Kinahrejo, Kecamatan Cangkringan, Sleman, itu juga merasa tenang dan beraktivitas biasa. Anak-anak tetap bersekolah, para petani ke ladang. “Tidak ada yang diam di rumah atau mengungsi,” katanya.
Baca: Gunung Merapi Alami Letusan, BNPB: Pendakian sampai Pasar Bubrah
Menurut Mbah Asih, letusan Merapi dinihari tadi disertai hujan abu hingga ke sejumlah dusun di lereng Merapi. Namun abunya tidak sepekat letusan freatik Jumat pekan lalu, 11 Mei 2018. “Ini cuma hujan abu tipis dan hanya sekitar lima menit, lalu hilang,” ucapnya.
Kondisi Merapi relatif stabil meski ada letusan freatik itu. Mbah Asih tak sampai berkoodinasi dan dihubungi Raja Keraton Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono X.
Baca: Juru Kunci Gunung Merapi: Tiba-tiba Grudug ...
Saat meletus Jumat lalu, Sultan menghubungi Mbah Asih dan menanyakan kondisi warga. “Letusan kali ini beliau tak menghubungi berarti, ya, tak ada apa-apa,” tutur Mbah Asih.
Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta Hanik Humaida menuturkan, pada Senin 21, Mei 2018, ini Gunung Merapi sudah dua kali mengalami letusan freatik dengan ketinggian asap pertama 700 meter dan kedua 1.200 meter. “Namun status Merapi tetap normal,” ujarnya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini