Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pendidikan

Kekeringan di Papua Tengah, Muhadjir: Tiap Hari Dipasok Bahan Pangan

Muhadjir Effendy menuturkan pemerintah telah bergerak membantu masyarakat Papua Tengah yang terdampak bencana kekeringan dan kelaparan.

12 Agustus 2023 | 07.36 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Muhadjir Effendy didampingi Panglima TNI Laksamana Yudo Margono saat memberikan keterangan pers usai mengikuti rapat koordinasi kesiapan jelang Idul Fitri 1444 H di Mabes Polri, Jakarta, Kamis, 6 April 2023. Rapat koordinasi lintas sektoral tersebut diantaranya membahas persiapan keamanan dan kelancaran arus mudik jelang Hari Raya Idul Fitri 1444 Hijriah. TEMPO / Hilman Fathurrahman W

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Yogyakarta - Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Muhadjir Effendy menuturkan pemerintah telah bergerak membantu masyarakat Provinsi Papua Tengah yang terdampak bencana kekeringan dan kelaparan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Untuk Papua Tengah sudah tertangani, sekarang tiap hari sudah dipasok bahan pangan ke sana," kata Muhadjir di sela menghadiri Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Majelis Pembinaan Kesejahteraan Sosial (MPKS) Pimpinan Pusat Muhammadiyah di Yogyakarta Jumat 11 Agustus 2023.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Muhadjir mengatakan, sebagian bahan pangan bahkan langsung dipasok ke Lembah Agandugume, melalui bandara terdekat di tiga distrik di provinsi itu. Sedangkan sebagian bahan pangan ditempatkan di Bandara Sinak.

"Tapi bantuan pangan itu kalau ditempatkan di Bandara Sinak, masih harus diambil dulu lalu diangkut dengan jalan kaki selama dua hari satu malam sebelum tiba ke lokasi yang membutuhkan," kata dia.

"Maka yang kamu upayakan sekarang ini semaksimal mungkin bisa diturunkan di bandara dekat Lembah Agandugume," kata Muhadjir.

Pembangunan gudang logistik

Muhadjir mengatakan progres pembangunan gudang logistik di wilayah Papua Tengah sendiri  baru dirapatkan kemarin atau Kamis 10 Agustus 2023.

Namun, kata dia, dari pihak Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) telah bergerak lebih cepat sehingga proses pembangunan  dalam satu hari sudah bisa digunakan.

"Hanya gudang logistik itu targetnya untuk jangka pendek dulu, pokoknya sampai tiga bulan ke depan bisa menampung ketersediaan makanan," kata dia.

Terutama bahan makanan untuk tiga kecamatan terdampak kekeringan dan kelaparan di Papua Tengah. 

"Untuk jangka menengahnya, nanti akan kamu bangun gudang logistik di perpanjangan runway Bandara Sinak, sehingga nanti pesawat Hercules bisa landing di situ," kata Muhadjir.

Kalau pesawat Hercules bisa mendarat, kata Muhadjir, pemerintah tak hanya bisa mengangkut bahan-bahan pangan saja. Tapi juga termasuk material untuk pembangunan infrastruktur.

"Karena Sinak ini bandara yang sangat strategis yang bisa menjangkau ke beberapa distrik sekitar situ," kata dia.

"Tidak hanya di distrik kabupaten  puncak, tapi termasuk distrik yang ada di kabupaten luarnya, termasuk Puncak Jaya, Lani Jaya," ujar dia.

Muhadjir mengatakan jika area area itu nanti sudah bisa dipakai mendarat pesawat-pesawat berbadan besar, bisa dimulai pembangunan infrastruktur darat. 

"Karena kalau seluruhnya pengiriman logistik mengandalkan jalur udara biayanya mahal sekali," kata dia.

"Sekali angkut dari jalur udara itu tidak sampai dua ton biayanya Rp 35 juta, sehingga yang akan diangkut dengan biaya transportnya lebih mahal biaya transportnya, makanya kami kejar jalur darat ini bisa segera teratasi," kata dia.

Kembangkan budidaya umbi-umbian

Muhadjir mengatakan, untuk mencegah bencana kekeringan dan kelaparan di Papua Tengah ini terulang, untuk jangka panjang pemerintah akan mengkaji budidaya bahan pangan alternatif di wilayah itu.

"Varietas umbi-umbian yang cocok untuk wilayah itu kami kaji, terutama yang tahan ketika ada kabut es," kata dia.

Muhadjir menuturkan pihaknya telah mendapatkan informasi soal varietas tanaman yang cocok untuk dataran tinggi dengan suhu ekstrem dari peneliti Institut Teknologi Bandung (ITB) yang sekarang sudah diterapkan di wilayah Dieng Jawa Tengah.

"Nanti kami lihat apakah suasana iklimnya kemudian juga dinginnya sama enggak dengan pegunungan Dieng, karena di Agandugume itu ketinggiannya 9000 kaki berarti sekitar 4 ribu di atas permukaan laut," kata dia.

Eko Ari Wibowo

Eko Ari Wibowo

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus