Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Politik

Kembali ke Sekutu Lama

Aburizal Bakrie makin percaya diri maju sebagai calon presiden dari Golkar. Berkoalisi dengan Hanura.

14 April 2014 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

WAJAH Aburizal Bakrie berseri-seri saat menyaksikan hasil hitung cepat selepas pemilihan umum legislatif pada Rabu pekan lalu. Perhatiannya terpaku pada layar-layar televisi jumbo yang mengisi aula kantor pusat Partai Golkar itu—di kawasan Slipi, Jakarta Barat. Hitung cepat memastikan partai yang dipimpin Aburizal berada di posisi kedua dari 12 partai politik peserta pemilu. Golkar hanya kalah oleh Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, yang membukukan hampir 19 persen. "Urutan kedua sudah alhamdulillah," kata Aburizal.

Empat jam berada di Slipi, pada pukul 17.30 Aburizal meluncur ke rumahnya di kawasan Menteng, Jakarta Pusat. Turut bersama dia Sekretaris Jenderal Idrus Marham dan Wakil Ketua Dewan Pertimbangan Partai Luhut Binsar Panjaitan. Seorang sumber di sana mengatakan pertemuan itu membahas perolehan suara Golkar dan PDI Perjuangan, yang tak mencapai target 27 persen.

Menurut Ketua Bidang Penggalangan Opini Fuad Mansyur, Golkar juga sebenarnya tak mencapai target jika mengacu pada hasil Musyawarah Nasional 2009, sebesar 30 persen. Sebelum mencoblos, Aburizal sesumbar bakal mendapat 23 persen suara. "Kami menunggu perhitungan riil Komisi Pemilihan Umum," ujar Fuad.

Sesuai dengan hitung cepat lembaga survei Saiful Mujani Research & Consulting, Golkar meraih 14,98 persen suara atau berselisih 4 persen dengan PDIP di posisi puncak. Lembaga itu mencatat Beringin menguasai daerah luar Jawa dengan persentase 17 persen atau unggul 2 persen atas Banteng.

Dalam hasil exit pool Saiful Mujani, pemilih Golkar merata di desa dan kota dengan sebaran pendidikan yang hampir sama di semua jenjang. Yang cukup menonjol, pemilih partai ini lebih banyak laki-laki dibanding perempuan, dengan rata-rata usia 40 tahun ke atas.

Ketua Bidang Kajian Kebijakan Golkar Andi Rizal Mallarangeng mengatakan perolehan suara partainya meningkat hampir satu persen dibanding pemilu lalu. Sebagai partai lama, peningkatan ini kalah jauh dibanding Gerindra, yang melejit dengan kenaikan 267 persen—dari 4,4 menjadi 12 persen—dan PDIP, yang naik 37 persen. Dengan perolehan itu, Golkar mesti berkoalisi dengan partai lain untuk menggenapkan sokongan 20 persen kursi parlemen agar bisa mengusung Aburizal sebagai calon presiden.

Menurut Ketua Badan Koordinasi Pemenangan Sharif Cicip Sutardjo, koalisi parlemen pernah disampaikan Aburizal kepada Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri. Aburizal juga bersua dengan Joko Widodo, calon presiden dari PDIP, di rumah Luhut Panjaitan pada Rabu dua pekan lalu. Jokowi membenarkan adanya pertemuan itu. "Tapi belum bicara mendalam," katanya kepada Tempo.

Untuk koalisi pemilihan presiden, Beringin gencar melobi Partai Hati Nurani Rakyat. Seorang pengurus Golkar mengatakan petinggi partainya sudah bertemu dengan Ketua Badan Pemenangan Hanura Hary Tanoesoedibjo. Informasi serupa disampaikan seorang pengurus Hanura. Ia berujar, ketua umum kedua partai, Wiranto dan Aburizal, sudah berkomunikasi lewat telepon sehari setelah pencoblosan.

Menurut dia, Hanura paling mungkin berkoalisi dengan Golkar. Keduanya punya pengalaman berkoalisi pada Pemilu 2009, saat mengusung Jusuf Kalla dan Wiranto sebagai calon presiden dan wakil presiden. "Secara psikologis, Hanura tak mungkin dengan Gerindra dan PDIP," katanya. Dia merujuk pada rivalitas militer Wiranto dengan Prabowo, calon presiden dari Gerindra. Golkar akan memutuskan siapa pendamping Aburizal pada 11 Mei dalam rapat pimpinan partai.

Juru bicara Hanura, Arya Sinulingga, mengatakan partainya belum bertemu dengan Golkar. Adapun Fuad dan Sharif hanya menjawab diplomatis. "Pokoknya berkomunikasi dengan partai-partai yang sesuai dengan Golkar," ujar Sharif.

Rusman Paraqbueq, Wayan Agus Purnomo, Ananda Teresia


Pemilu 2009 Pemilu 2014 (hitung cepat)
15.037.757 (14,45 persen)Suara14,98 persen
106 (18,93 persen)Kursi-
Riau, Sumatera Selatan,
Banten, Kalimantan Selatan,
Kalimantan Timur, Nusa Tenggara Timur,
Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah,
Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan,
Maluku, Maluku Utara,
Papua, dan Papua Barat
Menang Sumatera Utara, Sumatera Barat,
Riau, Jambi, Kalimantan Selatan,
Kalimantan Timur, Sulawesi Tengah,
Sulawesi Selatan, Gorontalo,
Nusa Tenggara Barat,
Nusa Tenggara Timur,
Maluku, dan Papua Barat

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus