Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Solo - Direktorat Perfilman, Musik dan Media Direktorat Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) bekerja sama dengan Yayasan Musik SJ menggelar Program Lokakarya Konservasi dan Inovasi Musik Tradisi Indonesia atau Lokovasia. Program itu telah memasuki tahapan akhir, yakni Elaborasi dan Ekshibisi di Bali.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kegiatan itu akan dilaksanakan mulai 12 November 2023 hingga puncak acara konser yang diselenggarakan pada 18 dan 19 November mendatang.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Direktur Perfilman, Musik, dan Media Ditjen Kebudayaan Kemendikbudristek Ahmad Mahendra menjelaskan Lokovasia merupakan program yang dirancang guna mengimplementasikan empat rumusan konsep. Pertama, media stimulasi penjaringan, pemetaan serta pengembangan minat, bakat, dan kompetensi generasi muda Indonesia dalam spirit gerakan pelestarian hingga pengembangan musik tradisi Indonesia.
"Kedua, lokomotif pergerakan konservasi musik tradisi dalam implementasi kritis dan progresif. Arus pergerakannya didasarkan pada perspektif yang komprehensif serta semangat kreasi yang inovatif," ujar Ahmad kepada wartawan di Kota Solo, Sabtu, 11 November 2023.
Rumusan ketiga, kata Ahmad, ruang interaksi gagasan dan kreativitas penciptaan, pertunjukan, produksi, pengarsipan karya hingga pengayaan literasi dengan mempertemukan talenta-talenta dari berbagai latar belakang kebudayaan musik tradisi Indonesia yang beragam. Keempat, katalisator penciptaan, penyajian, pengkajian, dan produksi karya-karya musik tradisi dalam format klasik hingga kontemporer melalui ajang publikasi karya berkelas.
"Program Lokovasia mendapatkan antusiasme yang tinggi dari masyarakat Indonesia, berdasarkan data yang telah dihimpun, setidaknya tercatat 350 orang dan grup yang mendaftarkan diri sebagai peserta," kata Ahmad.
Dari proses seleksi yang ketat, akhirnya terjaring 81 orang peserta dari pelbagai daerah di Indonesia. Di antaranya ada 10 grup musik, 3 komponis, 5 musisi dan 2 peneliti musik.
Seluruh perserta kemudian diwajibkan untuk mengikuti proses mentoring intensif dari para pakar yang berkompeten di bidangnya. Mereka berangkat ke Bali pada Sabtu sore ini. Mentoring merupakan intensifikasi dari program Lokovasia. Adapun komposisi para mentor yang terlibat dalam program Lokovasia di antaranya adalah Otto Sidharta, I Nyoman Windha, Dwiki Dharmawan, Dieter Mack, Singgih Sanjaya dan Peni Candra Rini.
"Kegiatan mentoring berjalan selama kurang lebih 1 bulan, dimulai dari 8 Oktober hingga 9 November 2023. Proses mentoring dilakukan secara daring, dikarenakan komposisi peserta yang tersebar di pelbagai wilayah di Indonesia. Kendati, media daring memiliki banyak sekali kekurangan, namun sejauh ini masih dinilai cukup efektif, serta tidak menghilangkan keintiman dalam membangun ruang diskusi yang kritis dan dialektis," kata Ahmad.
Konseptor program dan ketua panitia Setyawan Jayantoro mengatakan pada awalnya proses mentoring dilakukan secara terpisah berdasarkan katagori/klaster peserta. Para peserta dengan kategori komponis mendapatkan mentoring dalam ranah kekaryaan, baik ide, gagasan, konsep, teknik, metode dan moda pengembangan artistik lainnya.
"Peserta komponis dalam hal ini ditantang untuk melakukan penguatan pada ide penciptaan yang berbasis pada musik tradisi Indonesia yang melimpah dan beragam sehingga keberadaan instrumen dengan beragam karakteristik bisa lebih tergali, serta terdorong untuk mampu dalam memanfaatkan materi penciptaan yang berbasis tradisi," kata Setyawan.
Sementara, para peserta dengan kategori grup dan musisi juga mendapatkan mentoring, baik dalam ranah karya serta pengembangan permainan instrumen tradisi. Perserta kategori musisi dan grup yang terpilih dalam program Lokovasia terdiri atas pelbagai latar belakang kebudayaan di Indonesia.
Dengan demikian, proses mentoring menjadi ruang interaksi yang sangat dinamis, cair dan dialektis antar seniman dari latar belakang budaya yang berbeda. Masing-masing grup dan musisi akan saling memahami karakteristik musik yang dimainkan oleh peserta lainnya. Sama halnya seperti komponis, peserta grup dan musisi juga ditantang untuk dapat menampilkan sebuah repertoar komposisi musik yang bersifat kolaboratif dan inovatif.
"Beberapa di antaranya ada yang telah berkolaborasi merancang komposisi bersama, sementara yang lain juga semakin intens dalam membangun diskusi kekaryaan bersama," kata Setyawan yang juga dosen Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta ini.
Di sisi lain, peserta yang tergabung dalam kategori peneliti musik juga memiliki tanggung jawab dalam meliterasikan seluruh aktivitas diskusi, dialog konseptual, proses kreatif, catatan mentoring, serta hal-ihwal yang signifikan dalam program Lokovasia.
Adapun salah satu perwakilan peserta dari peneliti Mukhlis Anton Nugroho mengatakan Lokovasia merupakan salah satu bentuk wujud usaha literasi musik Nusantara. Diharapkan ke depan dapat meningkatkan literasi musik, khususnya musik Nusantara.
"Indonesia masih minim literasi musik, khususnya musik Nusantara. Dengan melalui Lokovasia ini diharapkan dapat meningkatkan literasi musik Nusantara tersebut," kata Mukhlis.
Wahyu Thoyyib Pambayun yang merupakan perwakilan dari Gamelan Kalatidha Solo, menuturkan dalam Elaborasi dan Ekshibisi di Bali nanti kelompok musiknya akan berkolaborasi dengan kelompok musik tradisi dari Subang, Jawa Barat. Kolaborasi itu sendiri sudah dimulai sebelumnya secara online atau daring.
"Di Bali nanti kami akan melanjutkan berproses bersama secara luring untuk membuat satu karya kolaborasi yang akan sangat menarik bagi kedua pihak dan untuk perkembangan musik tradisi Indonesia," kata Wahyu.