Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Politik

Kepala Dinas Penerangan Umum TNI Letkol A. Yani Basuki:

22 Maret 2004 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

SEJUMLAH pendatang asal Aceh di negeri jiran, Malaysia, kini mendapat status baru sebagai pengungsi korban perang. Status itu diberikan oleh Komisi Tinggi PBB Urusan Pengungsi (UNHCR) di Kuala Lumpur. Mereka yang kebanyakan anak muda itu mengaku datang dari pedalaman Aceh secara sembunyi-sembunyi lewat beberapa pintu masuk dari Tanjungpinang, Riau, atau Medan, Sumatera Utara.

Mereka nekat meninggalkan kampung halaman dengan menyeberangi Selat Malaka. Penyebabnya, mereka takut dengan intimidasi tentara selama diberlakukannya darurat militer di Bumi Serambi Mekah, yang hampir berusia setahun. Namun mendapatkan status pengungsi juga tidak mudah. Mereka harus melalui serangkaian seleksi untuk memastikan bahwa mereka warga sipil dan bukan anggota Gerakan Aceh Merdeka (GAM).

Jumlah mereka, menurut catatan lembaga swadaya masyarakat yang memantau mereka di negeri jiran, diperkirakan mencapai 20 ribu orang. Jumlah ini tentu saja tidak sedikit. Hal inilah yang menurut perhitungan TNI tidak masuk akal. Apalagi jika alasan mereka kabur adalah tak tahan menghadapi tekanan tentara. "Masyarakat Aceh menikmati darurat militer," kata mantan juru bicara Panglima Komando Operasi Darurat Militer di Aceh, Letkol A. Yani Basuki. Yani, yang kini menjabat Kepala Dinas Penerangan Umum Markas Besar TNI, menyebut, "Tidak ada intimidasi TNI kepada rakyat Aceh." Berikut ini wawancaranya dengan Edy Budiyarso dari TEMPO, Jumat pekan lalu.

Dikabarkan, pengungsi asal Aceh di Malaysia mencapai 20 ribu orang. Apakah tidak pernah ada antisipasi?

Sepanjang yang saya tahu, hal itu tidak ada. Jumlah sebesar itu akumulasi atau memang accident (kejadian) baru. Sebab, kami masih yakin, aparat seperti Bea Cukai masih terus melakukan pengawasan. Jika ada eksodus seperti itu, bisa terpantau.

Alasan para pengungsi itu, mereka tak tahan intimidasi tentara?

Tidak ada intimidasi kepada rakyat. TNI di Aceh concern pada pelaksanaan pemilu. Kami berusaha agar pemilu bisa terlaksana dengan tenang di sana. Yang tidak menginginkan pemilu itu kan GAM. Seperti yang dikatakan Sofyan Daud dalam telewicara dengan saya di RRI Lhok Seumawe, dia akan melakukan apa pun terhadap mereka yang ikut pemilu. Sebab, jika ada pemilu, eksistensi mereka akan semakin kecil. Maka mereka berusaha menggagalkannya. Jadi, kalau ada orang yang masih takut dengan TNI, itu berarti ada indikasi dia (anggota) GAM. Kalau dia tidak punya salah, mengapa harus takut dengan TNI? Apalagi sampai harus ke luar negeri.

Mereka menyebut melarikan diri diam-diam lewat Medan atau Tanjungpinang.

Sangat tidak logis jika jumlahnya sebanyak itu, kecuali mereka memang bermasalah, takut akan bayang-bayang dirinya karena terlibat GAM. Itu pun tak akan sebanyak itu.

Apakah tidak pernah ada laporan intelijen soal pengungsian ke Malaysia itu?

Tidak ada. Namun, sejak dulu, orang Aceh di Malaysia itu banyak jumlahnya. Bahkan ada perkampungan Aceh di sana.

Kini, dengan status pengungsi, mereka mendapat perlindungan UNHCR di Kuala Lumpur. Komentar Anda?

Pengungsi dengan alasan darurat militer itu tidak ada. Masyarakat Aceh menikmati darurat militer. Bahasa Tarzan-nya, darmil enak tenan (bahasa Jawa: darurat militer enak sekali—Red.). Kalau mereka tak suka darurat militer, mereka pasti tidak berteriak agar darurat militer itu diperpanjang.

Mereka takut pulang karena tudingan sebagai pelarian GAM. Apakah memang ada yang kembali dan diperiksa?

Saya belum mendengar proses semacam itu. Faktanya, tidak ada realitas semacam itu sepanjang yang saya ketahui sampai sekarang. Itu hanya isu.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus