Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pendidikan

Korban Gempa Lombok Kekurangan Air Bersih, Makanan, dan Selimut

Di pengungsian korban gempa Lombok juga kesulitan mendapatkan air, dan tidak bisa mendapatkan listrik. Listrik padam sudah tiga malam.

8 Agustus 2018 | 14.38 WIB

Relawan merangkak di bawah puing-puing untuk menemukan korban yang selamat di sebuah rumah yang runtuh akibat gempa bumi di Desa Pemenang, Lombok Utara, Selasa, 7 Agustus 2018. REUTERS/Beawiharta
Perbesar
Relawan merangkak di bawah puing-puing untuk menemukan korban yang selamat di sebuah rumah yang runtuh akibat gempa bumi di Desa Pemenang, Lombok Utara, Selasa, 7 Agustus 2018. REUTERS/Beawiharta

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

TEMPO.CO, Bima - Korban gempa Lombok masih bertahan di pengungsian lantaran khawatir terjadi gempa susulan. "Kami masih takut tinggal di rumah," kata Hero salah satu pengungsi yang berada di Lapangan Bayan, Lombok Utara, kepada Tempo melalui telepon, Rabu 8 Agustus 2018. Sebagian pengungsi juga bertahan di pengungsian karena tidak punya rumah lagi.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Gempa yang terjadi berkali-kali membuat rumah yang rusak ringan atau berat akibat gempa Lombok pada 29 Juli, menjadi rata dengan tanah setelah gempa berkekuatan 7 skala Richter pada Ahad lalu, 5 Agustus 2018. "Ada gempa pada Ahad malam kemarin, rumah mereka ambruk," ujar Hero yang berprofesi sebagai guru itu.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Hingga pagi tadi, gempa susulan dengan skala kecil masih sering terjadi. Sekretaris Daerah Pemerintah Lombok Utara Suardi mengatakan pengungsi gempa Lombok sangat membutuhkan bantuan. "Yang dibutuhkan sekarang adalah tenda, selimut, makanan, dan obat obatan," kata dia.

Kantor SAR Mataram mengirimkan timnya ke lokasi terparah, yakni Lombok Utara, Bayan, Kayangan, Gangga, Tanjung dan Pemenang. “Informasinya, pengungsi kehabisan makanan," kata Komandan Komando Resor Militer (Danrem) 162/Wira Bhakti Kolonel Czi Ahmad Rizal Ramdhani.

Di pengungsian mereka juga kesulitan mendapatkan air, dan tidak bisa mendapatkan listrik. Listrik padam sudah tiga malam. “Kami dapat penerangan dari genset milik BPBD," kata salah seorang pengungsi di lapangan Bayan, Lombok Utara.  

Zulkifli, penduduk Senaru mengatakan gempa membuatnya kesulitan menelepon. “Terkadang sambung terkadang tidak. Listrik juga padam."

 

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus