BENDA-BENDA vulkanik, abu dan pasir menghujani Kota Ternate dan
beberapa desa di Pulau Ternate, Maluku Utara. Letusan-letusan
keras dari Gunung Gamalama, sampai Kamis minggu lalu masih
menggetarkan pulau tersebut. Penduduk yang panik mulai
diungsikan.
Dengan luas 40 km2, hampir seluruh Pulau Ternate adalah kawasan
Gunung Gamalama. Itulah sebabnya hampir 40.000 orang penduduk
Pulau Ternate yang berjumlah 76.000 orang terpaksa mengungsi ke
daerah-daerah yang dianggap aman seperti, Kota Ternate di
selatan, Pulau Tidore dan Pulau Halmahera.
Letusan-letusan yang berasal dari Gamalama yang dulu bernama
Piek van Ternate, memang mengkhawatirkan. Semenjak ledakan
pertama 4 September yang lalu selama satu minggu, hampir setiap
hari ada letusan-letusan. Setiap letusan diiringi pula dengan
hujan vulkanik yang semburannya mencapai 1 km, dan menyebabkan
hutan dan semak-semak yang dijatuhinya terbakar. Begitu juga
tanaman penduduk hancur oleh bencana ini. Untungnya sampai saat
ini belum ada korban jiwa yang jatuh akibat musibah tersebut.
Kegiatan gunung berapi itu sampai pekan lalu belum juga
berangsur baik. Bahkan di antara letusan-letusannya terjadi satu
peristiwa yang amat jarang terjadi di gunung berapi di Indonesia
dan menarik perhatian pengamat gunung api. Yaitu adanya dua
ledakan bersamaan dari dua lubang dalam satu kepundan gunung
itu.
Pengungsian penduduk langsung ditangani Pemda, PMI dan
Departemen Sosial. Gubernur Maluku, Hasan Slamet, yang sampai
minggu lalu berada di Ternate kepada Kompas mengatakan
persediaan beras untuk pengungsi sampai saat ini masih cukup.
Hanya lauk pauk dan air minum yang sulit didapat karena
sumur-sumur ditutupi abu. Pengangkutan pengungsi juga dikatakan
lancar, karena banyak kapal yang sedang berlabuh ketika
letusan-letusan terjadi.
Sejak letusan Gamalama terakhir 1962, juga tanpa korban jiwa,
gunung ini tidak menunjukkan kegiatan yang membahayakan, kecuali
mengeluarkan asap pada 1979. Gamalama yang sudah giat semenjak
abad ke XV, pernah menimbulkan korban-korban jiwa pada abad ke
XVI dan abad ke XVII.
Piek van Ternate atau Gamalama ternyata tidak sendirian. Minggu
lalu, Dinas Vulkanologi Bandung juga menerima laporan kegiatan
gunung api Krakatau, Bromo (Ja-Tim) dan Kie Besi (Maluku Utara).
Selasa minggu lalu, pukul 00.09 tengah malam Krakatau
mengeluarkan letusan yang cukup kuat dibanding letusan-letusan
April yang lalu. Getaran dari gunung yang terletak di Selat
Sunda itu terasa sampai di Banten. Dari gunung Bromo dan Kei
Besi hanya tercatat letusan-letusan kecil.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini