Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Politik

Majalah Tempo: Manuver yang Gagalkan Mahfud MD Cawapres Jokowi

Mahfud MD blak-blakan soal ia yang tidak dipilih menjadi cawapres Jokowi.

15 Agustus 2018 | 13.23 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Mahfud MD gagal menjadi calon wakil Presiden Joko Widodo (cawapres Jokowi). Di menit-menit terakhir sebelum pengumuman, Jokowi dan partai pengusungnya berbelok arah. Mereka malah mengumumkan Ma'ruf Amin, Ketua Majelis Ulama Indonesia, sebagai cawapres Jokowi untuk Pilpres 2019.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Laporan Majalah Tempo edisi 13 Agustus 2018, bertajuk "Faktor Kramat Raya di Plataran" menyebutkan Jokowi dan PDIP sebagai patrtai penyokong utama padahal sudah kesengsem dengan Mahfud MD. Setidaknya ada dua faktor yang menyebabkan Jokowi bakal memilih Mahfud MD. Pertama soal Mahfud MD yang bisa dekat dengan pemilih Islam dan sikap mantan Ketua Mahkamah Konstitusi ini merespon isu polemik gaji Badan Pembinaan Ideologi Pancasila.

Majalah Tempo melaporkan saat peluang Mahfud MD membesar, puluhan kiai menemui Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Said Aqil Siroj. Mereka menyampaikan keinginan agar Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar menjadi calon wakil presiden Jokowi. "Jika itu tidak dikabulkan, kami akan mengadakan musyawarah untuk menentukan sikap selanjutnya," kata juru bicara perwakilan kiai, Anwar Iskandar.

Menghadapi manuver pendukung Muhaimin tersebut, Istana meminta Direktur The Wahid Institute Zannuba Ariffah Chafsoh Rahman Wahid atau Yenny Wahid, yang sedang berada di Dubai, Uni Emirat Arab, mengamankan posisi Mahfud. Yenny diminta mengumpulkan dukungan dari para kiai di daerah terhadap Mahfud. Sepulang dari Dubai, Rabu pekan lalu, Yenny langsung menemui Said Aqil Siroj di kantor PBNU di Jalan Kramat Raya, Jakarta, untuk meyakinkannya agar mendukung Mahfud.

Yenny tidak membantah dan tidak membenarkan kabar bahwa dia diutus Istana. "Saya sering ketemu dengan teman di Istana, seperti Teten Masduki (koordinator staf khusus Istana)," kata Yenny. Putri Presiden RI keempat, Abdurrahman Wahid, itu membenarkan info bahwa dia menemui Said Aqil untuk mengegolkan nama Mahfud.

Upaya itu gagal. Alih-alih mendukung, kepada wartawan, Said Aqil malah menyebut Mahfud bukan kader Nahdlatul Ulama. "Walaupun background keluarganya NU, secara kultural NU, tapi belum pernah jadi aktivis NU," tutur Said. Sebaliknya, Ma’ruf Amin adalah Rais Am atau Ketua Dewan Penasihat di PBNU. Ketua Umum Gerakan Pemuda Ansor-organisasi sayap NU-Yaqut Cholil Qoumas bahkan mengatakan NU tak memiliki tanggung jawab mendukung Jokowi jika dia mengambil calon yang bukan kader NU.

Sikap serupa ditunjukkan Muhaimin. PKB menggelar rapat khusus membahas arah dukungan kepada Jokowi sehari kemudian. Tapi, Kamis siang itu, Muhaimin melunak. Dia berjumpa dengan Mahfud. Sumber yang mengetahui pertemuan itu mengatakan keduanya sudah sepaham. Muhaimin mendukung pencalonan Mahfud. "Tak ada persoalan," ujar Muhaimin ketika dimintai konfirmasi soal pertemuannya dengan Mahfud. Adapun Mahfud tak mau berkomentar tentang perjumpaan tersebut.

Baca berita lengkap soal tarik ulur Mahfud MD sebagai cawapres Jokowi di Majalah Tempo edisi ini.

Mahfud MD tak ambil pusing dengan keputusan Cawapres Jokowi. "Sekarang sudah selesai. Pak Jokowi tak perlu merasa bersalah," kata Mahfud di kantornya di Jalan Kramat, Jakarta, Kamis, 9 Agustus 2018.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus