Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Politik

Marsoesi Sampai Di Sini?

Konperda pdi jawa timur memastikan: marsoesi di depak & semua pengikutnya diberangus. latief pudjosakti terpilih sebagai ketua dpd pdi ja-tim periode 1988-1993. tapi marsoesi belum mau tunduk.

25 Juni 1988 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

MARSOESI, orang "kuat" PDI dari Jawa Timur itu, kini praktis tersisih. Lewat Konperensi Daerah (Konperda) PDI Ja-Tim selama dua hari yang berakhir Senin dinihari pekan ini di Hotel Arumdalu, Malang, kepastian terjungkalnya tokoh karismatik PDI itu diperoleh. Konperda memilih Latief Pudjosakti sebagai Ketua DPD PDI Ja-Tim periode 1988-1993. Latief, 38 tahun, sebelumnya sudah menjabat Ketua DPD PDI Ja-Tim. Hanya saja, ketika itu ia hanya ditunjuk DPP menggantikan Marsoesi--Ketua DPD PDI Ja-Tim hasil Konperda tahun 1983 - yang dipecat oleh DPP PDI sejak 26 Maret 1988. Agaknya, Konperda ini merupakan "pengesahan" didepaknya Marsoesi dari kandang banteng. Di mata DPP, "dosa" Marsoesi memang sudah bertumpuk. Ia bersama Dudy Singadilaga - Ketua DPD Ja-Bar - menghantam Soerjadi-Nico setelah penampilan PDI "yang mengecewakan" di Sidang Umum MPR lalu. Mereka berdua bahkan membentuk DPP PDI tandingan. Itu sebabnya Soerjadi memecat mereka. Toh buat Dudy-Marsoesi pemecatan itu dianggap angin lalu. Marsoesi tetap tegar, karena yakin masih didukung mayoritas warga PDI Jawa Timur. Yang lebih membuat Marsoesi kukuh: GubernurJa-Tim dan Par.gdam V Brawijaya terkesan memberikan dukungan padanya. Mungkin- Gubernur berharap, seperti yang pernah diutarakannya pada TEMPO Marsoesi mendapat "tempat" kembali di PDI. Namun, dalam Konperda, kubu Marsoesi boleh dibilang terkikis habis. Keberhasilan ini tak lain karena lihainya kubu Soerjadi-Nico menyusun "permainan". Sejak awal strategi sudah dipasang. Lima orang pengurus DPD Ja-Tim - termasuk Wakil Ketua Nur Husein - tak diberi "tiket" masuk Konperda, apalagi didudukkan dalam kepanitiaan. Mengapa? Lima orang inilah andalan Marsoesi untuk menapakkan kaki lagi di DPD PDI Ja-Tim. Tidak itu saja. Untuk membendung "lolosnya" pendukung Marsoesi, ketika semua peserta sudah berkumpul di Songgoriti, Panitia Pelaksana mengedarkan surat pernyataan yang harus ditandatangani orangorang yang dicurigai. Isinya tiga hal. Pertama, menerima SK Nomor 123/88 DPD PDI tentang pengangkatan Latief Pudjosakti sebagai pejabat sementara Ketua DPD Ja-Tim. Kedua, menerima SK Nomor 121/88 DPP PDI tentang pembekuan kepengurusan DPD Ja-Bar serta pemecatan delapan tokoh PDI (termasuk Marsoesi). Ketiga, mendukung suksesnya Konperda PDI Ja-Tim itu. Mereka yang tak mau tanda tangan, berarti tak boleh ikut Konperda. I Dan "jerat" ini memang ada hasilnya. "Persyaratan sinting. Bilang saja saya tak boleh ikut Konperda. Nda perlu pakai persyaratan segala," maki Latief Asmarayudha Wakil Ketua DPC Kodya Surabaya, yang tak mau menandatangani persyaratan itu karena tak inpin menkhianati Marsoesi. Marsoesi sendiri tak bisa berbuat banyak. Padahal, paling tidak ada 25 DPC yang konon tumpuan Marsoesi di Konperda itu. Sejak penyusunan formatir, sudah tampak akan terjadi pembantaian bagi kubu Marsoesi. Dari lima nama formatir - Mian Sukriadi dari DPC Nganjuk, Ardiwar dari DPC Ponorogo, Hadi Siswojo dariJember, Latief Pudjosakti dari DPD, dan Fatimah Achmad dari DPP - tak sebuah nama pun bersimpati pada kubu Marsoesi. Kepastian runtuhnya Marsoesi didapat Senin subuh lalu, ketika Latief Pudjosakti terpilih sebagai ketua dan Sudariyanto sebagai sekretaris. Keduanya memulai karier politik dari bawah yang sama: Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI). Latief, lulusan Universitas Brawijaya, dan Sudariyanto, sarjana filsafat UI, menjanjikan akan mengonsolidasikan PDI Ja-Tim. Apa kata Marsoesi ? Kendati masih berduka atas wafatnya ibundanya, Minggu lalu, sarjana matematika IKIP Bandung ini tetap lantang. "Apa pun yang terjadi kepengurusan DPD hasil Konperda 1983 tetap sah. Artinya, akan ada dua DPD di Jawa Timur," katanya keras. Jalil Hakim dan Toriq Hadad (Surabaya)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus