Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pesta olahraga Asia terbesar atau Asian Games 2018 yang akan diselenggarakan di Jakarta dan Palembang sebentar lagi dibuka secara resmi. Sebagai tuan rumah, segenap masyarakat Indonesia sangat antusias menyambut pertandingan 40 cabang olahraga ini. Sebagian orang dewasa mungkin sudah membuat daftar pertandingan mana saja yang akan ditonton.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Bagi yang sudah punya anak, jangan lupa mengajak mereka untuk ikut menonton bersama. Praktisi Theraplay dari PION Clinician dan Theraplay Indonesia, Astrid Wen, mengatakan banyak manfaat positif bagi anak-anak apabila diajak menonton pertandingan olahraga. Orang tua, kata Astrid, bisa mengajari anak tentang pentingnya olahraga bagi kesehatan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Orang tua bisa menanamkan pola hidup sehat pada anak dengan mengajak mereka menyaksikan pertandingan olahraga. Cara menjaga kesehatan mental adalah dengan cara menjaga kesehatan fisik," ujar Astrid kepada Tempo, kemarin.
Selain itu, kata Astrid, pertandingan merupakan salah satu kegiatan yang mencakup suatu komunitas. Artinya, orang tua bisa melibatkan anak-anak dalam kegiatan bermasyarakat setiap kali menyaksikan pertandingan olahraga. Bagi orang tua, momen itu bisa dijadikan sebagai kesempatan untuk berbagi minat dan pengetahuan. Jadi, menurut Astrid, anak perlu diberi pemahaman bahwa kita adalah bagian dari suatu komunitas.
Selain itu, perlombaan atau pertandingan menunjukkan adanya kompetisi atau pertarungan yang harus dilakukan dengan sikap sportif, kerja keras, kerja sama tim, ketekunan, dan kedisiplinan. Nilai-nilai tersebut harus diajarkan kepada anak. "Ini sebaiknya juga menjadi catatan bagi penyelenggara, untuk tetap menciptakan suasana pertandingan yang mendukung penyampaian pesan yang positif dari pertandingan olahraga," tutur Astrid.
Di sisi lain, Astrid menuturkan, menonton pertandingan sama saja menonton sebuah konflik. Dalam situasi tersebut, terjadi konektivitas antara penonton dan atletnya. Hal tersebut akan membantu anak-anak merasakan emosi positif. Misalnya, pada saat dukungannya memenangi pertandingan, mereka akan bahagia, atau sebaliknya mereka akan sedih saat kalah.
"Sinkronisasi itu baik untuk dirasakan pada anak. Orang tua juga dapat memberikan kesempatan bagi anak untuk menjadi bagian dari sebuah kegiatan yang besar itu," ujar Astrid.
Selain itu, bagi orang tua, menonton pertandingan olahraga bersama anak bisa dijadikan momen untuk mempererat ikatan emosional sehingga hubungan anak dan orang tua akan semakin akrab. "Orang tua harus ikut mendampingi anak dalam merasakan naik-turunnya emosi itu. Ikut merasakan keseruan, berteriak bersama, atau ikut bersedih," kata Astrid.
Astrid menuturkan kegiatan olahraga di Indonesia bisa dijadikan area publik yang positif. Terlebih, saat ini jumlah taman yang aman bagi anak sulit ditemui. Selama ini, area publik yang banyak dikenalkan orang tua terhadap anak masih seputar mal dan pusat belanja.
Sampai saat ini belum ada penelitian perbedaan dampak mengajak anak menonton langsung pertandingan olahraga dengan melihat lewat media elektronik. Namun, Astrid menyebutkan, ada beberapa kelebihan apabila mengajak anak menonton langsung. Anak bisa merasakan pengalaman berbeda dibanding sekadar menonton di televisi.
"Mereka bisa menyaksikan sendiri dan melihat sendiri area pertandingan. Mereka juga bisa merasakan riuhnya antrean untuk masuk area. Semua itu memberikan stimulasi kepada anak, seperti stimulasi visual, tekstur, dan lainnya," ujar Astrid.
Hal senada dikatakan psikolog Klinik Terpadu Universitas Indonesia, Anna Surti Ariani. Menurut dia, mengajak anak menonton pertandingan olahraga bisa meningkatkan kemampuan kognitif mereka. Dengan mengenalkan Asian Games pada anak, misalnya, mereka akan belajar mengenal berbagai jenis olah raga beserta istilahnya. Dengan begitu, wawasan mereka akan bertambah.
"Anak akan menambah variasi kosakata baru dan kemampuan bahasa. Selama ini televisi lebih sering menayangkan pertandingan sepak bola atau bulu tangkis. Dengan adanya Asian Games ini, anak akan lebih banyak tahu berbagai jenis olahraga," ujar Nina-panggilan akrabnya. Anak-anak bisa menikmati proses permainan dan belajar berkompetisi secara sehat, menerima kondisi menang dan kalah. Secara emosional, anak akan belajar mengelola perasaan marah, kesal, dan senang.
Meski memiliki kelebihan, Nina menuturkan, orang tua harus menjamin keamanan bagi anak apabila ingin menonton langsung pertandingan. Orang tua harus memastikan area pertandingan bebas dari kemungkinan kerusuhan serta bebas paparan asap rokok dan minuman keras. "Kalau lingkungan ramah anak, orang tua boleh melibatkan anak," kata dia.
Selain itu, ia menganjurkan agar orang tua jangan ragu-ragu memperkenalkan atlet berprestasi kepada anak. "Dengan begitu, anak tidak hanya mengetahui hasil dari sebuah capaian. Anak akan belajar bahwa dalam sebuah hasil ada sebuah proses yang panjang, tidak instan," ujar Nina. Anak juga bisa belajar kedisiplinan, ketekunan, kerja keras, dan tanggung jawab dari atlet itu.
Contohnya yang baru-baru ini diperbincangkan adalah sosok atlet lari Lalu Muhammad Zohri. Diharapkan anak bisa terinspirasi oleh atlet tersebut mengenai bagaimana mencapai cita-citanya. "Apalagi sekarang sudah banyak media yang memberikan informasi atlet tersebut secara personal. Dengan begitu, daya juang anak untuk mendapatkan sesuatu akan meningkat." LARISSA HUDA
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo