BIASANYA hakim menghukum atau membebaskan terdakwa. Tapi sekali ini di Pengadilan Tinggi Hongkong, seorang hakim justru ikut repot membebaskan para juri. Kejadiannya begini. Sampai jam acara makan siang, Deputi Hakim Yeung mengetuk palu tanda sidang ditunda. Menurut laporan surat kabar South China Morning Post, akhir Maret lampau, sesaat setelah sidang diskors, para juri pun ke luar lewat pintu khusus menuju ruang tunggu yang disediakan untuk mereka. Begitu pula hakim, para pengunjung, dan terdakwa, ke luar melalui pintu yang terpisah. Usai makan siang, penasihat hukum dan hakim kembali ke ruang sidang, sementara para juri yang terdiri dari enam lelaki dan seorang perempuan, belum tampak batang hidung mereka. Dugaan pun timbul dan diajuk, jangan-jangan mereka itu menghilang atau disandera apalagi yang disidangkan itu adalah kasus perampokan sebuah bank. Tetapi sangkaan itu meleset. Cuma, kejadian yang menimpa mereka itu membuat Pak Hakim terperanjat karena mendengar bahwa para juri itu terkurung di ruang tunggu lantaran pintunya terkunci dari luar. Bergegas hakim membebaskan mereka. Sidang ditunda lagi sesaat siang itu untuk memberi kesempatan istirahat bagi ketujuh juri tersebut. Ketika seorang juri menyatakan cemas bakal telat pulang, Hakim Yeung mengemukakan jaminannya bahwa sidang pasti selesai pukul 16.30 waktu setempat. Jadi masih cukup waktu untuk pulang dan ketemu anak sebelum dia tidur. Meski keteledoran ada di pihak pengadilan, toh hakim tidak menawarkan santapan gratis bagi para juri baik cuma sekadar besek McDonald ataupun makanan kecil dari kantin di lingkungan pengadilan. Sebab, aturan keuangan instansinya terbilang ketat. Lebih jauh tidak diberitakan berapa hari berlangsungnya sidang kasus perampokan itu. Dan traktir makan siang dianggap tidak perlu, karena para juri sudah beroleh uang lelah 90 dolar Hongkong atau sekitar Rp 23 ribu per hari. Jumlah tersebut sudah termasuk jatah buat makan, rupanya. Ed Zoelverdi
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini