Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Bahasa Indonesia merupakan salah satu alat pemersatu bangsa. Tak peduli dari suku dan daerah mana, dengan bahasa Indonesia masyarakat Indonesia dapat saling berkomunikasi. Sejak Oktober 1980, setiap tahunnya diperingati sebagai bulan bahasa Indonesia.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dikutip dari kemendikbud.go.id, Bulan Bahasa dan Sastra secara rutin diselenggarakan Kemendikbud pada bulan Oktober sejak 42 tahun lalu itu sebagai salah satu bentuk memperingati hari lahirnya Sumpah Pemuda, yang menyepakati Bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Keberadaan Bahasa Indonesia telah menjadi anugerah bagi bangsa kita.Sebab persatuan dan kekuatan bangsa kita salah satunya dirajut oleh bahasa Indonesia,” ujar Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Nadiem Anwar Makarim,ketika menutup secara resmi perayaan Bulan Bahasa dan Sastra 2020 secara daring, Rabu, 28 Oktober 2020.
Nadiem menambahkan, tidak hanya bahasa Indonesia yang mengokohkan kita sebagai bangsa, tetapi juga ratusan bahasa daerah. Karena itu, kebijakan pengembangan bahasa dan sastra di Indonesia diarahkan untuk tetap merawat kebinekaan.
Baca: Bulan Bahasa yang Getir
Dilansir dari gln.kemdikbud.go.id, Bulan Bahasa dan Sastra rutin diperingati pada Oktober tiap tahunnya dan termasuk dalam serangkaian upaya memperingati hari lahirnya Sumpah Pemuda, yang menyepakati Bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan.
Poin ketiga dari naskah Sumpah Pemuda yang berbunyi "Kami poetra dan poetri Indonesia mendjoengdjoeng bahasa persatoean, Bahasa Indonesia" menjadi dasar untuk diperingatinya bulan Bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan.
Peringatan Bulan Bahasa dan Sastra setiap bulan Oktober, ditujukan untuk mengingat bahwa kukuhnya Bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional, bukan tanpa ancang-ancang dan sonder perjuangan.
Oleh karena itu sepanjang bulan Oktober di banyak tempat kerap diadakan perlombaan, bazar, atau acara-acara lainnya untuk merayakan bulan Bahasa Indonesia.
Kegiatan ini rutin dilakukan guna melestarikan Bahasa Indonesia yang telah disepakati sebagai bahasa pemersatu bangsa oleh para pemuda. Tanpa adanya bahasa Indonesia, tentu bangsa indonesia akan sulit untuk disatukan, sebab masih saling berpegang pada budaya dan bahasa daerah masing-masing.
Banyak pihak yang terlibat dalam peringatan bulan bahasa Indonesia mulai dari siswa, mahasiswa, dosen, guru, masyarakat umum, bahkan orang asing. Hal tersebut semata-mata dilakukan agar bangsa Indonesia dapat bertahan dan tetap kuat di tengah masifnya kedatangan budaya asing yang terus menerpa. Selain itu juga sebagai penyatu keberagaman bahasa daerah yang ada di Indonesia.
ANNISA FIRDAUSI
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.